Mendorong Sumber Migas di Kaltara Hasil Pertemuan Komisi VII DPR RI
Pemerimtah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) menerima kunjungan kerja Komisi VII DPR RI di Gedung Gabungan Dinas di Jalan Rambutan, Tanjung Selor, Senin (02/03/2020).
Komisi VII meliputi bidang Energi, Riset dan Teknologi, dan Lingkungan Hidup. Sekaligus membawa mitra kerja seperti PT PLN (Persero), Pertamina, dan mitra lainnya.
Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie mendorong Komisi VII untuk mendesak Kementerian PUPR segera menerbitkan Izin Kontruksi PLTA Sungai Kayan.
“Alhamdulillah, Komisi VII sepulang dari Kaltara akan segera menggelar rapat dengan pendapat dengan investor PLTA PT Kayan Hidro Energi, Kementerian ESDM, Kementerian PUPR, dan Balai Bendungan,” kata Irianto Lambrie.
Menurutnya, kenapa harus didorong, karena untuk kepentingan masyarakat di Kaltara, listrik PLTA 9.000 MW nanti juga akan menopang proyek strategis nasional (PSN) KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi di Bulungan.
Lalu Komisi VII tadi juga mendorong agar disuplai juga ke Ibu Kota Negara di Kaltim karena di sana butuh sekitar 1.500 MW. Kapasitas listrik PLTA juga bisa diekspor ke negara tetangga terdekat.
“Kehadiran mitra kerja Komisi VII di kunjungan kerja tadi, seperti PT PLN Persero dan Pertamina Saya manfaatkan untuk meminta dukungan pembangunan SDM di Kaltara melalui program coorporate social responsibility atau CSR,” ujarnya.
Daerah-daerah penghasil Migas seperti Kaltara perlu ikut ditopang pembangunan oleh BUMN yang sudah maju.
Seperti Pertamina dan PLN memperbanyak program CSR ke Kaltara, jangan hanya lebih besar CSR-nya di Pulau Jawa. Saya mohon agar Universitas Borneo Tarakan itu dibantu. Selain itu, sekolah-sekolah pedalaman dan perbatasan juga tolong dibantu bangun dengan CSR.
Komisi VII tadi dipimpin oleh Bapak Alex Nurdin, mantan Gubernur Sumatera Selatan, yang juga sebagai sahabat dan senior. Ada juga Awang Faroek Ishak, mantan Gubernur Kaltim. Selain itu juga hadir di tengah-tengah kunjungan kerja tadi, Arkanata Akram, Willy Midel Yoseph, Ibu Ratna Juwita Sari, Bapak H Mulyanto, Anwar Idris, dan Zulfikar Hamonangan. (*)
Tinggalkan Balasan