TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

Profil Presiden Ukraina, Seorang Komedian yang Disebut Putin Neo-Nazi dan Pecandu Narkoba

admin |
Volodymyr Zelenskyy dan Vladimir Putin. (ft afp)

Layaknya adegan dalam acara TV yang diperankannya, Zelensky pada Jumat (25/2/2022) mendapati dirinya kembali berdiri di podium. Ironisnya, realita saat ini berbeda jauh dari cerita dalam acara TV terakhirnya.

Invasi skala penuh Rusia ke Ukraina dimulai Kamis (24/2/2022) pagi. Pasukan Moskwa menyerang melalui darat, laut dan udara, memicu rentetan kecaman dan sanksi internasional — dan pertanyaan tentang ambisi Putin yang lebih luas untuk Ukraina.

Dengan t-shirt hijau tua dengan lingkaran hitam di bawah matanya, Zelensky mengeluarkan nada menantang dan memuji angkatan bersenjata negara itu karena “membela negara dengan brilian.”
“Sekarang adalah momen penting. Nasib negara kita sedang diputuskan,” tegasnya dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Jumat pagi itu.

Pemerintah Ukraina yang terpilih secara demokratis tetap utuh, tetapi Putin memperjelas minggu ini bahwa dia tidak melihat Ukraina sebagai negara berdaulat yang sah. Dia pun meminta warga Ukraina untuk menggulingkan Zelensky sendiri.

“Ambil kekuasaan ke tangan Anda sendiri,” kata Putin dikutip teraskata.com dari kompas.

“Sepertinya akan lebih mudah bagi kami untuk mencapai kesepakatan (dengan Anda) daripada dengan geng pecandu narkoba dan neo-Nazi yang telah menetap di Kiev dan menyandera seluruh rakyat Ukraina.”
Putin dan pemerintahnya telah berulang kali mengajukan klaim bahwa pemerintah Ukraina yang dipilih secara demokratis adalah rezim “fasis” atau “Nazi”.

Zelensky sendiri adalah orang Yahudi dan memiliki anggota keluarga yang meninggal dalam Holocaust.
Pemerintahan yang penuh gejolak Banyak penduduk Kiev kini meninggalkan kota, sementara mereka yang tersisa diyakini tidak mungkin mendukung Putin, mengingat pemimpin pro-Rusia terakhir Ukraina digulingkan dalam pemberontakan rakyat pada 2014.

Zelensky terpilih lima tahun kemudian (2019), mengalahkan petahana Petro Poroshenko, tetapi masa jabatannya penuh gejolak.

Beberapa bulan pertama masa jabatannya diliputi oleh skandal quid-pro-quo yang melihat upaya mantan Presiden AS Donald Trump untuk memberikan tekanan pada Ukraina untuk menggali aib pada lawan pemilihan dan sekarang-Presiden AS Joe Biden dan putranya Hunter.

Covid-19 kemudian mengoyak negeri ini. Janji kampanye Zelensky, seperti mengakhiri perang di Ukraina timur dan memberantas korupsi, tetap belum terpenuhi. (*/ams)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini