Demo Tolak Omnibus Law di Tana Toraja Berlangsung Damai, Polisi Bagikan Air Minum

TERASKATA.com, TANA TORAJA – Berbeda dengan aksi penolakan UU Cipta Kerja di bebagai daerah yang berujung ricuh, di Tana Toraja aksi tolak omnibus law berlangsung damai, Senin (12/10/2020). Malah polisi terlihat berbagi air minum kepada massa yang kepanasan karena terik matahari.

Unjuk rasa di Toraja ini dilakukan aliansi pemuda dan mahasiswa Toraja yang merupakan gabungan dari 23 organisasi pemuda dan BEM Mahasiswa se-Toraja.

Jalannya aksi unras tersebut diawali dengan pengawalan oleh satlantas Polres Tana Toraja dari Tammuan Mali menuju ke Kantor DPRD Tana Toraja pukul 10.00 wita.

Sementara itu, untuk memastikan penyampaian aspirasi melalui aksi unras berjalan dengan aman dan damai, Polres Tana Toraja menurunkan ratusan personil pengamanan yang disertai dengan pelibatan Polwan.

Dipimpin Kapolres Tana Toraja AKBP Liliek Tribahwono Iryanto, personil pengamanan ini ditempatkan di kantor DPRD Tana Toraja. Nampak juga hadir, personil dari Kodim 1414 Tator memback-up aparat kepolisian.

Orasi tolak UU Cipta Karya diawali oleh Korlap Alfa Tandi, yang menilai UU Cipta Karya hanya menguntungkan investor asing dan tindak menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat.

Kemudian disusul orasi dari korlap yang mewakili masing-masing organisasi, sehingga secara keseluruhan orasi yang dilaksanakan di depan kantor DPRD Tana Toraja ini membutuhkan waktu yang cukup panjang hingga tuntas.

Di tengah terik matahari yang panas menyengat, Polwan Polres Tana Toraja berinisiatif untuk berbagi air gelas kepada para pendemo dengan tujuan untuk mengurangi dahaga akibat teriknya matahari.

“Terimakasih kepada aparat kepolisian yang telah mensuplai air minum bagi teman-teman kami,” ucap Alfa Tandi usai menyaksikan inisiatif polwan tersebut.

Meskipun dengan kondisi jumlah massa yang cukup besar, hampir mencapai 500 orang, para pemuda dan mahasiswa, namun situasi cukup terkendali.

Berulang kali para korlap masing-masing organisasi pemuda terus mengingatkan rekan rekannya untuk tetap menjaga damainya aksi mereka.

Bahkan para korlap ini mengingatkan rekannya untuk tidak melakukan aksi anarkis pengrusakan fasilitas DPRD Kabupaten Tana Toraja.

Tuntutan dari aliansi pemuda dan mahasiswa Toraja pun dipenuhi oleh anggota DPRD Tana Toraja, Kristian HP Lambe bersama 2 anggota DPRD lainnya menemui para mahasiswa di depan kantor DPRD Tana Toraja.

Pengunjuk rasa sempat mendesak Ketua DPRD Tana Toraja, Wellem Sambolangi hadir menerima aspirasi mereka.

Tak lama berselang, Wellem tiba di Kantor DPRD dan berbaur dengan massa. Ia pun ikut menyatakan menolak UU Cipta Kerja yang dibuktikan dengan tanda tangan penolakan Omnibus Law itu.

Puas dengan sikap DPRD Tana Toraja, massa kemudian bergerak ke Gedung DPRD Toraja Utara. Situasinya hampir sama. Jalannya aksi tetap kondusif hingga mereka membubarkan diri. (*)

Komentar