Lima Warga Sulsel Jadi Korban Tambang Ilegal di Kaltara
TERASKATA.Com, Bulungan – Lima warga Sulawesi Selatan menjadi korban dari aktivitas penambangan ilegal di Desa Sekatak Buji, Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Mereka masing-masing adalah Muhammad Fuad, putra kelahiran Palopo 28 Oktober 1995 beralamat di Dusun Banyu Sari RT001/RW002 Desa Banyu Urip, Kecamatan Bone-Bone. Ichsan kelahiran Palopo 11 Desember 1990 beralamat di Dusun Beringin, Desa Bunga Didi, Kecamatan Tana Lili,
Kemudian, Arfa, kelahiran Palopo 21 Maret 1997 dengan alamat RT 06 Desa Bantilang, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur. Yusuf Acco Tappi kelahiran Toraja 16 Januari 1996, beralamat di Dusun Link Balele, Desa Mentirotuku, Kecamatan Rantepao, Kabupaten Toraja Utara.
Terakhir, Suryadi kelahiran Palopo 29 Januari 1990 beralamat di Dusun Makowong, Desa Patila RT.001, Kecamatan Tana Lili, Luwu Utara. Kelima o korban telah divisum di Puskesmas Sekatak.
Kelima korban ditemukan tewas setelah tertimbun longsoran tanah di blok Nipah – Nipah Desa Sekatak Buji Kecamatan Sekatak, Bulungan, Minggu (18/10/20) lalu. Seluruh korban telah dievakuasi. Rencananya, mereka akan dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing.
Lima penambang terkubur lumpur dan air dalam lubang tambang dengan kedalaman sekitar 25 meter. Kejadiannya pada Minggu (18/10) sekitar pukul 17.00 Wita.
Kabid Humas Polda Kaltara, Kombes Pol Budi Rachmat, mengatakan kelima penambang yang tertimbun, awalnya telah diberitahu oleh rekannya agar segera keluar dari lubang tambang, pada Minggu (18/10/20) sore, sekira pukul 17.00 Wita.
Apalagi saat itu, kondisi air diperkirakan bakal pasang. Hanya saja kelima penambang yang telah diperingati itu, tidak menghiraukan rekannya. “Pada saat air pasang, ada bekas lubang yang lama ditinggalkan, kemasukan air pasang. Air lalu merembes masuk ke lubang tempat kelima penambang itu berada,” kata Budi Rachmat.
Ditambahkan Budi, air beserta lumpur yang masuk ke lubang tambang akhirnya menimbun kelima penambang tersebut. Korban diduga kesulitan keluar dari lubang tambang, karena licin dan lubang tambang terisi air dan berlumpur.
“Rekan kelima korban baru mengetahui kejadian itu sekira pukul 20.00 Wita malam, saat kondisi lubang sudah penuh air dan lumpur,” ujarnya. (*)
Tinggalkan Balasan