TERASKATA.COM, Tanjungpinang – Gadis remaja bernama lengkap Marsha Nabilla Yosi Saputri putri pasangan Lusiana dan Triyono (almarhum) hanya bisa terduduk lemah di lantai kayu rumahnya yang tetletak di jalan kuburan rt 8 no 16 Tanjung Ugat.
Saat dikunjungi Forum Sosial Peduli Negeri (Fospen) Kepri. Gadis yang beranjak remaja itu sempat sesengukan saat ditanya perihal keadaannya. Bahkan saat Teraskata bertanya tentang cita-citanya remaja putri ini mengeleng lemah.
“Nabila mau jadi apa?” tanya Teraskata, yang dibalas gadis itu dengan gelengan kepala dan tatapan hampa.
Namun tim dan juga Teraskata berusaha memberinya semangat agar tidak menyerah dengan keadaannya.
Remaja putri kelahiran tahun 2007 itu tetap menjawab lugas setiap pertanyaan yang diajukan padanya. Karena pada dasarnya Nabila siswa cerdas yang dibuktikan dengan hasil rapor pendidikannya.
Sang ibu pun tidak kalah haru saat menceritakan asal muasal Nabila sakit. Hal itu bermula dari Nabila jatuh dikamar mandi sekolah saat Nabila kelas 5 SD.
Setelah dibawa ke dokter Nabila disebutkan dokter saraf kejepit dan tulang ekornya bergeser.
“Masih sempat bisa jalan. Lalu lama kelamaan Nabila mulai merasa kebas- kebas dan lama kelamaan tidak bisa berjalan. Lalu saya belikan kursi roda. Untuk membantu aktivitasnya. Waktu ujian akhir penentuan kelulusan Nabila di antar kesekolah dengan digendong. Karena sudah tidak bisa berjalan,” bebernya panjang lebar.
Selain kursi roda, Lusiana juga sudah membelikan tongkat untuk membantu Nabila berjalan, namun seiring waktu berjalan keadaan Nabila tidak semakin baik.
Dilanjutkan Lusiana, dokter ortopedi, Angiat Purba nemberikan pilihan operasi. Tetapi tentang hasil kesembuhan dokter hanya bisa memprediksi 60 persen.
Namun diakui Lusi didampingi ibu asuh Nabila Dewi Puspita, mereka membawa Nabila ke tempat pengobatan Alternatif. Tetapi mereka terkendala kendaraan. Mereka juga pernah membawa Nabila berobat ke Tembeling hanya dengan kendaraan roda dua.
“Bayangkan saja kak, bonceng 3 naik honda”, keluhnya sembari mengusap air mata mengingat perjuangannya mencari pengobatan demi putrinya itu.
Dalam kesendiriannya memperjuangkan kesembuhan putrinya karena sang suami Triyono sudah berpulang 5 tahun yang lalu. Saat Nabila menghadapi ujian akhir sekolah di SD.
Betapa hancur hati sang ibu yang sedang menghadapi sakit sang putri dihadapkan lagi dengan kematian suami.
Kini kondisi Nabila sudah benar-benar tidak bisa berjalan. Kedua pahanya pun tidak lagi bisa merasakan rasa. Hasil MRI yang ditunjukkan kepada Teraskata dan tim Fospen, tampak kaki Nabila yang tidak balance alias tidak sama rata.
Untuk memastikan Tindakan selanjutnya, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dari dokter ortepedi. Seandainya pun Nabila jadi dioperasi tidak bisa dilakukan di Tanjungpinang harus dibawa ke Jakarta.
Dengan kondisi ekonomi saat ini, Lusiana berharap ada uluran tangan dermawan yang mau membantu keluarganya terutama untuk pengobatan putrinya Nabila.
Setia Wirawan, selaku sekretaris Fospen berharap kujungan mereka di tengah keluarga Nabila bisa sedikit menghibur hati keluarga itu. Dan ia juga berterimakasih kepada rekan-rekan timnya yang bersedia hadir memberi dukungan moril untuk Nabila.
“Mungkin yang kami bawa ini tidak seberapa tetapi paling tidak bisa meringankan beban keluarga ini terutama Nabila bisa mendapat dukungan moril,” tukasnya. (Lan)
Komentar