Perusahaan Logistik Terbesar Dunia Hentikan Pengiriman ke Rusia

TERASKATA.COM – Serangan Rusia terhadap Ukraina masih terus berlanjut. Terbaru, Rabu (2/3/2022) dini hari waktu setempat yang merupakan hari ke-6 invasi pasukan Rusia masih melakukan pengeboman.

CNN International menulis Moskow meluncurkan serangan udara ke ibu kota Kyiv. Situs peringatan Holocaust Babyn Yar hancur dihantam roket.

Terkait dengan hal itu, sanksi ekonomi juga mulai dikenakan kepada Rusia. Perusahaan logistik terbesar di dunia asal Denmark, Maersk, mengatakan akan berhenti menerima pesanan baru yang tidak penting ke dan dari Rusia mulai Selasa (1/3/2022). Ini karena sanksi yang dijatuhkan atas serangan Moskow ke Ukraina.

“Pemesanan ke dan dari Rusia akan ditangguhkan sementara, dengan pengecualian Bahan Makanan, pasokan Medis dan Kemanusiaan”, kata Maersk dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.

Perusahaan Denmark yang menjadi salah satu pengangkut peti kemas terkemuka di dunia ini juga menambahkan akan berusaha untuk menghormati pemesanan yang dilakukan sebelum sanksi.

“Penangguhan akan mencakup semua port gerbang Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut,” ujar Maersk.

“Kami akan terus memantau situasi dan meninjau dampak dari sanksi untuk mengembalikan penawaran kami di Rusia kembali normal segera setelah kami dapat memastikan stabilitas dan keamanan operasi kami melalui pelabuhan Rusia,” tambah perusahaan itu.

Perusahaan Denmark, yang terikat dengan MSC Italia untuk perusahaan pengiriman peti kemas terbesar di dunia, telah menghentikan semua pengiriman ke Ukraina karena situasi keamanan.

Pengumuman Maersk mengikuti perusahaan Nordik lainnya yang membatasi operasi mereka di Rusia.

Pembuat truk Swedia Volvo juga mengatakan akan menghentikan penjualan dan menghentikan produksi di pabrik Kaluga, dan raksasa telekomunikasi Ericsson juga mengatakan akan menghentikan pengiriman ke klien Rusia.

Lebih dari 350 warga sipil, termasuk 14 anak-anak, tewas selama penyerangan, menurut Ukraina, sementara lebih dari setengah juta orang telah meninggalkan negara itu. (*/ams)

Komentar