TERASKATA.id,- Iran mengaku berada di balik serangan sembilan roket yang menghantam basis tentara Amerika Serikat di pangkalan udara Irak, Rabu pagi (08/01/2020).
Media pemerintah melaporkan bahwa Iran telah meluncurkan puluhan rudal ke pangkalan itu dan berjanji bakal memberikan gempuran yang lebih dahsyat lagi.
Dikutip AFP, serangan tersebut merupakan respons atas kematian perwira tinggi militer Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani dan komandan tinggi Irak Abu Mahdi al-Muhandis.
Sumber-sumber keamanan menyebut serangan itu diluncurkan sebanyak tiga kali tepat lepas tengah malam.
Kementerian Pertahanan AS atau Pentagon mengakui Iran telah menembakkan puluhan rudal terhadap Ain al-Asad dan instalasi lain yang menampung pasukan AS dan koalisi di dekat Arbil.
Menurut Pentagon, para tentara di pangkalan telah siaga tinggi selama berhari-hari untuk menghadapi serangan.
Presiden AS Donald Trump juga telah memantau situasi di Irak dan berkonsultasi dengan tim keamanan nasional terkait serangan yang menghantam basis pasukan AS itu.
Serangan itu terjadi setelah faksi pro-Teheran di Irak telah berjanji untuk bergabung dalam merespons pembunuhan Soleimani dan Muhandis pekan lalu.
Soleimani merupakan memimpin Pasukan Quds, pasukan elite militer Iran sejak 2001.
Dia dianggap sebagai “godfather” dari jaringan proxy Teheran di seluruh Timur Tengah dan Muhandis dengan salah satu penasihat utama wakil kepala jaringan militer Irak Hash al-Shaabi.
Banyak faksi di dalam Hash yang telah bergabung dengan Irak dan memiliki hubungan dengan Teheran.
Pada Selasa, fraksi Hash garis keras mengeluarkan ancaman terberat untuk membalas kematian Soleimani.
“Marinir AS harus segera kembali untuk membuat peti mati,” kata Akram al-Kaabi, kepala kelompok Harakat al-Nujaba.
Fasilitas AS di Irak telah menghadapi sekitar 15 serangan roket dalam beberapa bulan terakhir, namun belum ada yang bertanggung jawab atas serangan itu.(*)
Komentar