La Nina Masih Intai Sulawesi Selatan, Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang

TERASKATA.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di sejumlah wilayah di Indonesia.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak fenomena La Nina menjelang akhir 2021. Menurut hasil kajian BMKG, pada 2020 La Nina menyebabkan peningkatan curah hujan dari November hingga Januari.

BMKG memprakirakan akhir tahun ini, La Nina bisa menyebabkan peningkatan curah hujan bulanan sekitar 20 sampai 70 persen di atas normal. Itu terjadi di wilayah Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

”Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi,” kata Dwikorita seperti dilansir dari Antara.

Menurut prakiraan cuaca BMKG, hujan lebat disertai petir dan angin kencang antara lain berpotensi terjadi di wilayah Provinsi Aceh, Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Wilayah Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan juga menghadapi potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.

Khusus di wilayah Provinsi DKI Jakarta, hujan disertai petir dan angin kencang diprakirakan terjadi di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur pada Minggu (31/10) siang dan sore hari. Di wilayah Jawa Barat, hujan disertai kilat/petir dan angin kencang diprakirakan terjadi antara siang/sore dan malam hari di Depok, Bogor, Bekasi, Cianjur, Karawang, Subang, Sukabumi, Purwakarta, Bandung Raya, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Pangandaran, dan Kuningan.

Sementara itu, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menyiapkan langkah-langkah antisipasi guna menghadapi bencana hidrometeorologi yang diprediksi terjadi jelang akhir tahun.

”Polri telah diinstruksikan untuk menyiapkan setiap langkah antisipasi terhadap bencana alam yang berpotensi di Indonesia,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombespol Ahmad Ramadhan.

Langkah-langkah antisipatif yang dimaksudkan, lanjut dia, seperti penyiapan personel yang ditugaskan ketika terjadi bencana, serta langkah-langkah ketika ada bencana, seperti pendistribusian logistik.

”Dalam melakukan antisipasi tersebut, Polri akan berkoordinasi bersama pemerintah daerah dan stakeholders lainnya secara intensif. Koordinasi ini agar lebih sigap dalam melakukan antisipasi bencana,” terang Ramadhan.

Selain itu, Polri akan membentuk satuan tugas (Satgas) untuk menangani mitigasi bencana, salah satu kegiatannya melakukan pelatihan penanggulangan bencana baik kepada masyarakat atau mitra kepolisian.

”Polri beserta seluruh jajaran di wilayah (polda, polres, dan polsek) menyiapkan upaya-upaya antisipasi menghadapi bencana alam hidrometeorologi,” ucap Ahmad Ramadhan. (ams)

Komentar