PAM-TM Merugi, Tapi Masih Keluarkan Sumbangan Besar ?

TERASKATA.com, Makassar – Tim seleksi Uji Kalayakan dan Kepatutan (UKK) Calon Direksi Perusahaan Umum Air Minum Daerah (Perumda) Kota Palopo menyayangkan besarnya anggaran sumbangan hibah yang dikeluarkan sepanjang satu periode terakhir.

Disisi lain, Perumda Tirta Mangkaluku Palopo selalu mengaku merugi. Bahkan deviden yang masuk ke pemerintah Kota Palopo sebagai salah satu pendapatan asli daerah (PAD) sangat minim.

Kepala BKPSDM Kota Palopo Farid Kasim Judas (FKJ) sebagai salah satu tim seleksi menyoroti hal tersebut. Itu diungkapkan FKJ saat menguji salah atau peserta seleksi Direksi Perumda Tirta Mangkaluku Palopo, Andi Maryam. Senin (14/12/20) di Ruang Pertemuan Hotel D’Maleo Makassar.

“Sejak tahun 2013 PDAM baru memberikan deviden ke pemerintah kota sekitar Rp500 juta. Smemetara biaya operasional Bansos mencapai Rp2 Miliar per tahun. Rp400 jt diantaranya masuk ke hibah kegiatan olahraga, sementara tidak ada kegiatan rehabilitasi lingkungan seperti reboisasi,” kata FKJ.

Ia juga menyayangkan, tidak adanya kegiatan reboisasi atau penghijauan yang dilakukan Perumda Tirta Mangkaluku. Padahal itu penting dilakukan karena berkepentingan langsung dengan kualitas air baku.

“Kalau kualitas air buruk disebabkan penebangan hutan, dan longsor, maka seharusnya diprogramkan rehabilitasi lingkungan, dilakukan secara berkala reboisasi,” kata FKJ.

Bukan hanya itu, FKj juga menyoroti rasio pegawai dan karyawan di Perumda Tirta Mangkaluku Palopo saat ini.
“Seharusnya ada standar dalam sistem rekrutmen pegawai dan karyawan,” tegasnya.

Sementara itu, Calon Direksi, Andi Maryam menjelaskan bahwa terkait deviden pihaknya telah menyetor sebesar Rp600 jt ke Pemkot Palopo pada tahun 2017 saat Perumda masih menerima laba. Hanya saja, di tahun 2018 Perumda Tirta Mangkaluku kembali merugi sampai angka Rp100 juta.

“Tahun 2018 merugi lagi Rp100 jt setelah pajak. Untum deviden memang seharusnya baru disetor lagi tahun 2020 ini. Soal sumbangan itu, ada kesalahan data. Untuk tahun 2018 sumbangan hanya Rp600 juta. Memang tahun 2019 cukup tinggi, karena ada pembangunan Musholah kantor yang kami bantu,” jelasnya.

Untuk tahun 2020, Andi Maryam menyebutkan sumbangan dikeluarkan sebesar Rp600 Juta. Soal rasio karyawan, Andi Maryam berjanji, jika kelak diberikan amanah menjadi salah satu direksi, maka dirinya tidak akan membuka penerimaan karyawan sebelum ada pegawai atau karyawan yang pensiun.

“Memang saat ini belum ada standar untuk itu. Kalau saya diamanakan menjadi salah satu direksi, maka kita tidak akan menerima karyawan sebelum ada yang pensiun,” katanya.

Andi Maryam juga berjanji untuk berupaya menekan penggunaan bahan kimia dalam rangka mengurangi biaya operasional. (*)

Komentar