TERASKATA.COM, WAJO – Banjir yang melanda Kabupaten Wajo akhir pekan kemarin, tidak hanya merendam pemukiman warga dan sejumlah fasilitas umum. Ribuan hektare sawah juga terendam dan petani terancam gagal panen.
Data sementara menyebutkan akibat banjir Wajo ini, setidaknya 16.824 hektare sawah yang tersebar di 14 kecamatan terendam banjir.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Wajo, Muhammad Ashar mengatakan angka itu masih data sementara. Pihaknya masih melakukan pemetaan dan pendataan terhadap sawah-sawah petani yang padinya rusak.
“Karena banjir ini, perkiraan petani terancam gagal panen musim ini,” kata Ashar, Senin (30/8/2021).
Berdasarkan data sementara, total kerugian petani mencapai Rp362 miliar akibat banjir.
“Itu belum termasuk biaya produksi tanam yang sudah mereka keluarkan,” ujarnya.
“Kami sudah melakukan pemantauan. Kalau air sudah surut kita lihat mana padi yang mati dan mana yang masih bertahan. Kemudian dilakukan pendataan kembali pada lahan yang padinya mati,” ujarnya.
Ashar berjanji pihaknya akan berupaya mencari solusi petani yang merugi dengan melakukan koordinasi kepada pihak-pihak terkait.
“Kita berharap, pemerintah bisa membantu dan kita akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat terkait bantuan untuk masalah petani ini,” katanya.
Dari 14 kecamatan, sawah di Pammana paling banyak terendam sekira 3.114 hektare. Kemudian Majauleng 2.700 hektare, Pitumpanua 2.572 hektare.
Kemudian di Kecamatan Sajoanging 2.080 hektare, Belawa 1.250 hektare, Sabbangparu 1.081, Keera 920, Maniangpajo 721, Penrang 667, Tanasitolo 587, Gilireng 450, Tempe 390, Takkalalla 195, dan Kecmaatan Bola 96 hektare.(*/int)
Komentar