TERASKATA, Luwu Timur – Puncak Peringatan hari bersejarah bagi masyarakat Tana Luwu ini kali ini dipusatkan di lapangan Merdeka Malili Kabupaten Luwu Timur dengan mengangkat tema ‘Sinergi dan Akselerasi di Tana Luwu’
Kegiatan yang diawali dengan Pawai Karnaval Budaya dari empat daerah se Tana Luwu tersebut dihadiri Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman dan pimpinan daerah lainnya di Tana Luwu.
Andi Sudirman Sulaiman mengatakan dengan berbagai potensi yang tersebar di seluruh wilayah Luwu Raya dan Toraja maka sudah sepantasnya Pemprov menargetkan wilayah Luwu Raya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru,
“progres pembangunan infrastruktur termasuk membuka akses ke wilayah terpencil juga terus kami kerjakan. Wilayah Seko yang dulunya hanya bisa ditempuh 3 hari kini sudah bisa diakses selama 5 jam, termasuk juga infrastruktur jalan dari Ussu – Nuha hingga perbatasan Beteleme Provinsi Sulawesi Tengah,” ujarnya, Kamis (23/01/2020)
Wagub menjelaskan jika pemprov akan mewujudkan pembangunan infrastruktur yang merata tanpa diskriminasi susuai cita-cita yang termuat dalam sila ke lima Pancasila yakni keadilan sosial bagi seluruh masyarakat,
“kami tetap fokus membangun infrastruktur, membangun masyarakatnya, membangun sumber daya manusianya dan memaksimalkan potensi adalah upaya yang terus akan kami optimalkan bagi seluruh elemen masyarakat di Sulsel utamanya di Tana Luwu,” ungkapnya.
Sementara itu, bupati Lutim, Thorig Husler mengatakan sebagai bagian dari perjalanan panjang sejarah Kedatuan Luwu dan penghormatan atas jasa patriotisme para pejuang Tana Luwu, Ia mengajak agar momentum bersejarah ini menjadi sumber inspirasi dan pembangkit motivasi membangun Tana Luwu menuju masyarakat yang sejahtera dan bermartabat serta berpegang teguh pada nilai-nilai luhur wija to Luwu,
“Rebba sipatokkong, mali siparappe, sirui menre’ tessirui nok, malilu sipakainge, maingeppi mupaja, yang berarti rebah saling menegakkan, hanyut saling mendamparkan, saling menarik ke atas dan tidak saling menekan kebawah, terlupa saling mengingatkan, dan jangan berhenti untuk saling mengingatkan” jelas Husler.
Pepatah bugis ini kata Husler juga bermakna kita harus bersinergi, saling membantu menghadapi berbagai hambatan dan rintangan serta saling mengingatkan untuk kebaikan. Jika semua itu kita jalankan maka akan terwujud masyarakat yang aman dan sejahtera.
Ia juga mengatakan Tana Luwu dengan segala potensi baik itu sumber daya alam seperti pertambangan, jasa, pariwisata hingga sektor pertanian. Semua ini menjadi penyangga utama perekonomian di Sulsel,
“kita semua harus bangkit, bekerjasama, dan berkarya untuk kemajuan Tana Luwu. Sektor perekonomian harus tumbuh secara berkualitas dimana pertumbuhan itu bisa berkontribusi pada pengurangan tingkat kemiskinan dan memperkecil kesenjangan,” tutupnya.
Peringatan Hari Perlawanan ini juga ditandai dengan penyerahan Kendaraan Operasional Desa, Mobil Jenazah, Bus Sekolah dan kendaraan operasional Roda Dua buat Polres Luwu Timur.
Acara ini juga disemarakkan dengan pertunjukan tarian kolosal Opu Daeng Risaju yang melibatkan seratus penari yang dibawakan oleh para pelajar Luwu Timur. (*)
Komentar