Dia menambahkan, kenapa saat ini 4 PKS yang telah diberikan izin operasi oleh Pemda tidak mampu beroperasi maksimal lantaran kurangnya bahan baku, ditambah TBS kita ada yang dibawa keluar dari Luwu Utara. Dia berharap para investor ini tetap bertahan di Luwu Utara agar roda perekonomian para petani sawit tetap terjaga.
“Mestinya Pemda melindungi para investor yang telah berinvestasi di Luwu Utara, namun yang terjadi sebaliknya. Justru Pemda memberikan izin pembelian PKS dari luar Kabupaten, ini semakin memperparah keadaan, semoga para investor ini tetap bertahan di Luwu Utara,” kata Andi.
Menurut Direktur PT.SSS, Empat perusahan yang ada di Kabupaten Luwu Utara sudah beberapa kali menyampaikan keberatan secara langsung ke Bupati Luwu Utara, agar pemerintah benar-benar memberi perhatian khusus terhadap investor yang telah diundang ke Luwu Utara, para pengusaha berani berinvestasi karena Pemda memberikan jaminan supply bahan baku yang cukup, tapi sepertinya pemerintah sendiri tidak perduli dengan keluhan dan beban para investor yang telah menanam modal ratusan milyar.
“Tentu kondisi ini sangat mencekik para pengusaha karena PKS tidak bisa memenuhi kontrak mereka, produksi dibawah target, perusahaan mengalami kerugian berbulan-bulan, kondisi ini semakin diperparah dengan wabah Covid 19 dan bencana Banjir Bandang yang menerjang Luwu Utara tanggal 13 Juli yang lalu, Tentu para investor punya beban yang sangat besar terutama bagi mereka menggunakan dana bank,” ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa satu PKS dengan kapasitas 45 ton membutuhkan bahan baku berupa TBS sekitar 400 ton hingga 600 ton per hari. Volume ini dikali 4 PKS yang ada yaitu PT. SSS, PT. Jas Mulia, PT. Global dan PT Kasmar, tapi Kenyataan di lapangan pabrik hanya bisa mengolah 50 sampai 100 ton TBS perhari, sangat jauh dari target.
Bahkan tidak sedikit PKS tidak mendapatkan TBS sama sekali, kondisi ini mengharuskan pabrik untuk bergantian beroperasi alias pabrik kadang tidak beroperasi, sementara biaya oprasional dan pemeliharaan sangat tinggi.
“Kondisi ini sangat menekan para pengusaha, jika kondisi ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin para investor PKS di Luwu Utara angkat kaki akibat merugi terus menerus, menghentikan operasional, merumahkan para pekerja adalah solusi jangka pendek yang menyesakkan dada karena harus mem-PHK para pekerja, pilihan ini dilakukan akibat beban yang sangat berat untuk memenuhi kewajiban dari bank, sebuah ironi, tapi jalan paling bijak adalah menghentikan produksi untuk sementara, tidak ada pilihan lain,” urainya.
Komentar