TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

Potensi Ekspor Kopi Sangat Menjanjikan, Ketahui Beberapa Hal Penting Ini

Ilustrasi kapal kontainer yang melakukan ekspor. (ist)

Ekspor Kopi – Menjadi eksportir terpercaya, tentu menjadi dambaan setiap pengusaha. Namun, ada kalanya langkah menuju ke arah sana tersandung karena hal kecil dan tak terduga.

Itu sebabnya, eksportir kakap di Indonesia selalu memperhatikan segala aspek dalam melaksanakan perdagangan internasional. Utamanya mutu komoditas yang dilempar ke pasar.

Dari sekian banyak komoditi, kopi salah satu menjadi primadona pasar dunia. Kebutuhan dunia akan kopi berkualitas sangatlah tinggi. Nah, beruntung negara Indonesia menjadi salah satu terbesar produksi kopinya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, Indonesia di tahun 2020 lalu berhasil memproduksi 753.491 ton biji kopi per tahunnya. Itu dengan areal perkebunan yang tercatat mencapai 1.242.748 hektar, atau jika dirata – ratakan, produksi kopi kita dalam per hektar mencapai 806 kg per tahunnya.

Jenis kopi pun berbeda – beda, terbanyak yang dihasilkan petani kopi Indonesia adalah jenis robusta yang mencapai 72 persen, kemudian arabika 27 persen, sisanya 1 persen liberika dari total produksi per tahun.

Nah, berbicara ekpor, kopi Indonesia yang menembus pasa internasional hanya 379.354 ton. Jumlah itu baru mencakup setengah dari produksi kopi Indonesia. Perlu diketahui, nilai ekspor biji kopi Indonesia itu sebesar USD 821.937.000.

Melihat angka yang ada, antara produksi dan ekspor, masih membuka peluang bagi biji kopi Indonesia untuk menembus pasar internasional.

Nah, sebagai data pegangan bagi calon ekportir pemula, berikut data kebutuhan kopi dunia berdasarkan negara dan kawasan.

  • Pertama, Uni Eropa dengan kebutuhan 2.415.060 ton per tahun dengen persentase 24 persen dari kebutuhan kopi dunia,
  • Kedua, Amerika Serikat dengan kebutuhan 1.618.920 ton per tahun atau 16 persen,
  • Ketiga, Brazil dengan kebutuhan 1.344.000 ton atau 14 persen,
  • Keempat, Jepang dengan total kebutuhannya 443.160 ton per tahun atau 5 persen,
  • Kelima, Indonesia 300.000 ton per tahunnya atau 3 persen dari kebutuhan dunia,
  • Keenam, Rusia sekitar 280.680 ton per tahun atau 3 persen,
  • Ketujuh, Kanada dengan kebutuhan 240.660 ton atau 2 persen,
  • Terakhir Ethiopia, itu dengan kebutuhan kopinya 227.800 ton atau setara 2 persen dari kebutuhan dunia.

Dari data di atas, Uni Eropa dan juga Amerika Serikat menjadi konsumen terbesar atas bijian kopi. Menjadi pertimbangan untuk menyesuaikan kualitas biji kopi yang hendak diekpor ke dua kawasan itu sesuai permintaannya.

Adapun tantangan eksportir kopi saat ini cukup banyak. Mulai dari isu lingkungan, sustainability, Hak Asasi Manusia (HAM), persaingan komoditas, tuntutan mutu, labeliing, sampai pada kesehatan.

Di Indonesia, khususnya yang menghambat juga salah satunya adalah keberadaan alat mesin yang masih terbilang terbatas. Utamanya mesin pasca panen untuk mendapatkan nilai tambah dari biji kopi yang ada.

Khusus untuk peralatan, memang menjadi penentu kualitas biji kopi Indonesia yang hendak diekspor. Apalagi, pasar internasional memiliki standar mutu yang tepat.

Beberapa hal penting yang sangat menjadi perhatian penentuan kualitas kopi mulai dari aman dari hama pasca panen, kadar air tepat, kebersihan yang mencakup kadar kotoran, dan terakhir yang terpenting adalah besar biji kopi.

Nah, untuk mendapatkan peralatan terkait dengan pengamanan kopi dari hama pasca panen dan juga penentuan besaran biji kopi, PT Panca Prima Wijaya selalu menjadi mitra kepercayaan para eksportir besar di Indonesia.

Untuk mengetahui peralatan apa saja yang disiapkan, bisa menghubungi Coustumer Service PT Panca Prima Wijaya. (dirman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini