Selamat Tinggal Resesi, Ekonomi Diprediksi Tumbuh Positif 2022

TERASKATA.COM – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 diprediksikan mengalami tren positif. Hal ini keluar dari kondisi di tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif).

Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data pertumbuhan ekonomi periode kuartal IV-2021 pada 7 Februari 2022. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC dikutip teraskata.com memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Tanah Air pada Oktober-Desember 2021 tumbuh 0,98% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq).

Sementara pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) adalah 5,06%. Jauh lebih baik ketimbang kuartal sebelumnya yang tumbuh 3,51% yoy.

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 diperkirakan sebesar 3,65%. Juga jauh membaik ketimbang 2020 yang minus 2,07%.

Ekonomi Indonesia tahun lalu bak penggalan lirik lagu A Shoulder to Cry On yang dibawakan Tommy Page. Lot of ups and downs…

Pada awal tahun, pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang membuat ekonomi masuk jurang resesi pada 2020 masih membayangi. Ekonomi Indonesia masih terkontraksi 0,71% pada kuartal II-2021.

Namun pada kuartal berikutnya, ekonomi Indonesia ‘mengamuk’. Basis yang rendah, vaksinasi, dan pembukaan kembali ‘keran’ aktivitas masyarakat membuat PDB melesat 7,07%, tertinggi sepanjang era Reformasi.

Masuk kuartal III-2021, virus corona kembali menebar teror. Virus corona bermutasi menjadi varian delta, yang lebih mudah menular dari varian-varian sebelumnya.

Ini membuat kasus positif harian melonjak tajam. Puncaknya terjadi pada pertengahan Juli 2021, di mana kasus positif harian menembus di atas 50.000 orang dalam sehari.

Perkembangan ini membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) terpaksa mengambil langkah tegas. Kepala Negara mengumumkan PPKM Darurat di wilayah Jawa-Bali, yang tidak lama kemudian disusul oleh daerah-daerah lainnya.

PPKM Darurat benar-benar tegas. Pekerja di sektor non-esensial dan non-kritikal wajib 100% bekerja dari rumah, pelajar dan mahasiswa kembali belajar dari jauh, mal tidak boleh buka, restoran dan warung makan hanya melayani take-away dan delivery, hingga rumah ibadah tidak boleh dibuka untuk jamaah yang ingin berserah kepada Tuhan.

PPKM Darurat bertujuan mulia, menyelamatkan nyawa rakyat Indonesia dari serangan virus corona. Namun tidak bisa dipungkiri, dampak sosial-ekonomi yang ditimbulkan luar biasa. Ekonomi kuartal III-2021 melambat signifikan menjadi kurang dari 4%.

Pada kuartal pamungkas 2021, PPKM sudah tidak lagi Darurat. Pekerja sudah bisa kembali berkarya di kantor, pelajar dan mahasiswa kembali ke kelas, pusat perbelanjaan beroperasi penuh, restoran dan warung makan boleh menerima pengunjung yang makan-minum di lokasi, moviegoers boleh kembali nonton di bioskop, dan sebagainya.

Pelonggaran PPKM membuat mobilitas masyarakat di luar rumah naik tajam. Sepanjang kuartal IV-2021, rata-rata indeks mobilitas dengan mengemudi di Indonesia ada di 135,34 per hari. Jauh meningkat dibandingkan rerata kuartal sebelumnya yang sebesar 99,55 per hari. Nilai indeks di atas 100 menunjukkan mobilitas sudah di lebih tinggi ketimbang sebelum pandemi.

Mobilitas tersebut adalah kunci pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, ekonomi Nusantara diperkirakan mampu tumbuh di atas 5% pada kuartal IV-2021.

“Pada kuartal terakhir 2021, kasus positif Covid-19 turun drastis. Ini dibarengi dengan vaksinasi yang semakin masif. Aktivitas ekonomi Indonesia menuju normal. Ditambah dengan harga komoditas yang melesat dan mendoorng ekspor, hasilnya adalah pertumbuhan ekonomi yang kuat,” sebut Radhika Rao, Ekonom DBS, dalam risetnya dikutip teraskata.com daro cnbc Indonesia. (*/ams)

Komentar