Anak Penggal Ayahnya, Sambil Menenteng Kepala Korban: Bapak Saya Mati!

TERASKATA.COM, LAMPUNG – Peristiwa tragis nan memilukan terjadi di Lampung. Slamet (69) tewas dengan kondisi mengenaskan. Kepalanya dipenggal hingga terpisah dengan badan.

Dan yang lebih memiriskan karena terduga pelaku pembunuhan sadis itu adalah anak Slamet sendiri, K (31).

Peristiwa itu terjadi di rumahnya di Kampung Sendangrejo, Kecamatan Sendangagung, Lampung Tengah, Senin (22/3).

Pelaku memenggal kepala ayahnya yang sedang duduk, hingga kepala korban terpisah dari badannya.

Pelaku kemudian mengambil dan menenteng kepala sang ayah lalu bilang, “Bapak saya mati”.

Dari informasi sementara yang diperoleh pihak kepolisian, K diduga mengalami gangguan jiwa.

Kapolres Lamteng AKBP Popon Ardianto Sunggoro mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan.

“Informasinya mengalami gangguan jiwa. Tapi kita tidak begitu percaya begitu saja. Masih perlu observasi,” ucap Popon, dilansir dari Radar Lampung, Selasa (23/3/2021).

Popon melanjutkan, sebelum kejadian sekitar pukul 14.00 WIB sang anak sempat berpamitan hendak memenggal kepala ayahnya.

“Katanya sih sempat pamitan memenggal kepala ayahnya. Kepala sang ayah ditebas dari belakang hingga putus. Bahkan dicacak dan ditenteng-tenteng,” ujarnya.

Selain itu, kata Popon, ada informasi tersangka ini takut disantet ayahnya.

“Infonya juga katanya takut ayahnya menyantet dirinya. Makanya sebelum disantet, mungkin duluan menghabisi orang tuanya,” ucapnya.

“Tapi semua belum pasti karena tidak ada saksi mata yang menyaksikan pemenggalan,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Kampung Sendangrejo Hotini menyatakan pelaku K memang sakit.

“Kalau kami masyarakat tidak mau bilang pelaku gila. Tapi sakit. Kalau ngamuk sorot matanya tajam,” ucap Hotini.

Hotini menceritakan, sebelum kejadian pelaku sering berujar suatu saat akan membunuh ayahnya, Slamet (69).

Selain itu, pelaku juga sering memukul ibu kandungnya sendiri.

“Sebelum kejadian sudah sering berujar bahwa suatu saat bapaknya akan dibunuh. Bahkan ibu kandungnya juga sering dipukul kalau ngamuk,” kata Hotini.

Hotini melanjutkan, korban dan istrinya juga sudah sering diingatkan warga.

“Suami saya pernah bilang tetap hati-hati melihat perilaku pelaku. Pelaku tinggal bertiga di rumah itu,” ujarnya.

Rencananya, kata Hotini, besok bersama pihak kepolisian hendak dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) untuk menjalani pemeriksaan.

“Besok mau diperiksa kejiwaannya. Ini untuk memastikan. Pertama kali yang melihat kejadian istri korban yang juga ibu pelaku,” tandas Hotini. (int)

Komentar