Gempa 7.8 Magnitudo dan Tsunami 26 Meter di Flores Tewaskan 2.500 Orang Pada 1992

TERASKATA.COM – Tepat 29 tahun lalu, tepatnya 12 Desember tahun 1992, Indonesia dikejutkan dengan guncangan gempa kuat dan terjangan gelombang tsunami yang melanda pantai utara Pulau Flores.

Trauma ini sendiri kembali terjadi siang tadi, 14 Desember 2021. Dimana Flores kembali diguncang gempa dengan kekuatan 7.8 Magnitudo dan diikuti peringatan dini Tsunami dari BMKG.

Pemerintah setempat sendiri langsung sigap dengan mengeluarkan evakuasi ke daratan tinggi. Itu mengingat trauma masa lalu yang banyak memakan korban.

Bencana masa lalu itu sendiri diawali gempa yang terjadi pukul 05:29 UTC atau 13.29 WITA berkekuatan 7.8 Mw atau Magnitudo Momen. Pusat gempa terletak pada koordinat 8.340°LS dan 122.490°BT, dengan kedalaman 20.4 kilometer.

Mekanisme terjadinya Tsunami Flores tahun 1992 menjadi topik menarik bagi beberapa ilmuwan karena ditemukan tinggi tsunami yang mencapai 26 meter di pantai Riangkroko, kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur. Padahal, di beberapa daerah yang dekat dengan sumber gempa, tinggi tsunami hanya berkisar antara 2-6 m. Para peneliti menduga pembangkit tsunami tidak hanya disebabkan oleh gempa.

Di bagian utara Kepulauan Flores, terdapat sesar naik bagian belakang busur Flores (Flores Back Arc Thrust) yang dapat membangkitkan gempa bawah laut dan tsunami. Walaupun tidak sebesar zona subduksi di Palung Sunda, tetapi zona sesar naik di sebelah utara Flores mampu membangkitkan tsunami, sesar ini penyebab terjadinya gempa di Flores pada tahun 1992 sehingga membangkitkan tsunami di sejumlah pesisir Kepulauan Flores.

Beberapa hal yang menjadikan mekanisme pembentukan tsunami di Flores tahun 1992 menarik bagi sebagian besar peneliti adalah adanya keganjilan tinggi tsunami di Flores Timur yang mencapai 26,2 m dan rusaknya desa-desa di Pulau Babi bagian selatan yang letaknya tidak berhadapan langsung dengan sumber gempa.

Menurut survei yang dilakukan Tim Survei Tsunami Internasional / International Tsunami Survey Team (ITST), run-up tsunami yang terukur setinggi 2 m di Maumere, 3 m di Wuring, dan 6 m di Pulau Babi. Run-up tsunami yang sangat tinggi terukur di bagian timur Pulau Flores, dengan tinggi 11 m di Waibalan dan 26 m di Riangkroko, bahkan fondasi rumah ikut hanyut bersama tsunami. Kejadian Tsunami Flores tahun 1992 merupakan kejadian yang cukup menggemparkan tidak hanya masyarakat Indonesia, namun juga peneliti internasional.

Pada bencana gempa dan tsunami Flores, korban meninggal berjumlah 1.952 orang, korban luka ringan/berat berjumlah 2.126 orang, dan korban hilang berjumlah 500 orang. Sedangkan dampak bangunan rusak berjumlah 18.000 unit. Pada tahun 1992, Menko Kesra selaku Ketua Bakornas PB Rustam mengumumkan bencana Tsunami Flores 1992 ditetapkan sebagai bencana nasional yang tertuang dalam Keputusan Presiden No 66 tahun 1992, tanggal 16 Desember.

Masyarakat Flores memang terpukul habis. Dinamika perjuangan dan kemajuan seperti ditarik mundur jauh ke belakang. Persoalan yang dihadapi masyarakat Flores pasca bencana bukan lagi bagaimana meneruskan dan memacu pembangunan, tapi bagaimana harus memulai lagi pembangunan itu dari bawah. Secara keseluruhan, masyarakat Flores kembali ke dinamika hidupnya, yang lebih keras dan sulit. Sejak kejadian bencana, mereka pada tingkat bergerak untuk berusaha bagaimana harus bangkit, belum bergerak untuk mengejar.

Selain itu, situasi yang sangat sulit memicu masalah-masalah yang menurunkan tingkat keamanan di lokasi terdampak. Pada bencana tahun 1992 negara telah hadir dan melakukan upaya-upaya untuk melindungi keselamatan masyarakat Flores, namun proses tidak berjalan mudah. (ams)

Sebagian artikel ini sebelumnya sudah terbit di liputan6.com dengan judul ‘Mengenang 28 Tahun Gempa Flores Tahun 1992’.

Komentar