Mengaku Pendeta dan Menipu, Warga Sulsel dan Sulteng Diamankan Polisi di Magelang

KOTA MAGELANG, TERASKATA.com – Resmob Polres Magelang Kota berhasil mengungkap kasus penipuan di depan Kantor Pos Jalan A. Yani, Kelurahan Gelangan, Kota Magelang, Jawa Tengah pada Jumat (1/10)2021) lalu. 

Hal itu diungkapkan oleh Wakapolres Magelang Kota, Kompol Supriyadi, SH dengan didampingi Kasat Reskrim dan Kasi Humas, saat memimpin conferensi pers di Aula Polres Magelang Kota, Selasa (12/10/2021). 

Menurut Kompol Supriyadi, pihaknya berhasil mengamankan empat orang lelaki masing-masing berinisial AM dari Sulawesi Selatan, SD (Kalimantan Barat), SS (Jakarta Utara), dan II (Sulawesi Tengah). 

Para pelaku ini sambung Wakapolres Magelang Kota telah berpura-pura mengaku sebagai Pendeta yang akan menyumbang gereja dengan meminta tolong menitip transferan ke korban berinisial MJS (70).

“Mereka ini (pelaku) berpura-pura sebagai Pendeta dan memberikan imbalan atau iming-iming kepada korban sehingga korban terperdaya dan memberikan ATM beserta nomor pin ATMnya. Oleh para pelaku, kartu ATM ditukar dengan kartu ATM yang tidak berlaku dan uang di ATM korban diambil para pelaku sehingga korban mengalami kerugian Rp. 38.606.852,00,” ujar Wakapolres Magelang Kota. 

Wakapolres Magelang Kota saat memimpin konferensi pers terkait penangkapan empat pelaku penipuan berkedok sebagai Pendeta. (Ft.mis)

Karena merasa ditipu, korban langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polres Magelang Kota. Atas laporan itu, 10 hari setelah kejadian akhirnya keempat pelaku berhasil diamankan di daerah Cipanas Cimanganten, Garut, Jawa Barat.

“Dari tangan pelaku, petugas menyita 143 ATM dari berbagai Bank, uang tunai Rp10 juta hasil penipuan dan uang tunai Rp100 ribu beserta 1 bandel potongan kertas warna pink,” kata Wakapolres. 

Atas peristiwa ini, keempat pelaku diancam hukuman maksimal 4 tahun penjara. Keempatnya juga kini ditahan di Mapolres Magelang Kota. 

Sementara itu, AM salah satu pelaku mengakui bahwa aksinya ini dilakukan dengan trik mengiming-imingi dan tidak ada gendam. Dan hasil dari kejahatannya ini dibagi rata bersama rekannya. 

“Kami berempat sudah berkawan lama, dan sejak pandemi kami bertemu di Jakarta. Dan kami melakukan aksi jahat ini juga baru kali ini,” aku AM yang mengaku berasal dari Sulawesi Selatan. (muis) 

Komentar