Mesin Cetak Uang Palsu di Masukkan ke Kampus UIN pada Malam Hari
TERASKATA.Com, Makassar – Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak membeberkan modus operandi jaringan produksi uang palsu tersebut hingga bisa memasukkan mesin cetak ke lingkungan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Ia mengatakan, produksi uang palsu itu berlangsung sejak tahun 2010 silam. Awalnya proses pencetakan uang palsu dilakukan di rumah pelaku yang kini masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) inisial ASS yang juga diduga sebagai donatur pabrik uang palsu tersebut.
”Awalnya pembuatan uang palsu ini di rumah ASS Jalan Sunu Makassar,” kata Reonald, Jumat (20/12).
Proses pembuatan uang palsu di rumah pelaku ASS berjalan hingga 2012. Karena ingin memproduksi dalam jumlah yang lebih besar, para pelaku membutuhkan alat yang lebih besar.
Para tersangka yang sudah ditangkap dan masih DPO kemudian membeli mesin cetak yang lebih besar. Mesin tersebut lalu diselundupkan masuk ke dalam ruang perpustakaan UIN Alauddin Makassar dengan bantuan tersangka Kepala Perpustakaan, Andi Ibrahim (AI), pada September 2024.
”Alat besar itu senilai Rp600 juta di beli di Surabaya, namun dipesan dari China. Alat itu dimasukkan salah satu tersangka, AI ke dalam gedung yaitu perpustakaan tanpa sepengetahuan pihak kampus di malam hari,” ujar Reonald.
Setelah mesin cetak uang palsu tersebut berada di ruang kampus UIN Alauddin Makassar, proses pembuatan uang palsu dengan skala besar kemudian dilakukan para tersangka.
”Di awal bulan September 2024 TKP 2 (Kampus UIN) mulai dilaksanakan tindak pidana tersebut,” kata Reonald.
Sementara ini, kata Reonald, pihaknya masih mengejar tiga orang tersangka yang telah masuk DPO. Tiga DPO itu diduga sebagai pendana dalam kasus pabrik uang palsu di kampus UIN Alauddin Makassar.
”Pendananya masih dalam pengejaran dan masih dalam pengembangan,” jelasnya.
Saat ini, sebut Reonald, polisi telah menangkap 17 orang dan menetapkan mereka sebagai tersangka, namun kasus ini masih terus dikembangkan.
”Sudah ada 17 orang kita tangkap dan dua di antaranya adalah oknum pegawai bank BUMN (Perbankan),” katanya. (*)
Tinggalkan Balasan