TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

Mitos dan Fakta Tentang Virus Corona

admin |
Ilustrasi

TERASKATA – Mencuatnya kabar 2 WNI asal Depok positif terkena virus corona cukup meresahkan masyarakat. Virus yang berasal dari Wuhan, China ini menimbulkan berbagai spekulasi tentang pencegahannya.

Namun, dari beberapa informasi yang tersebar itu, ada yang keliru alias salah paham. Berikut adalah mitos dan fakta Coronavirus

Makan bawang putih membantu mencegah infeksi COVID-19

Bawang putih adalah makanan sehat yang mungkin memiliki beberapa sifat antimikroba. Namun, tidak ada bukti dari wabah saat ini bahwa makan bawang putih telah melindungi orang dari virus Corona terbaru tersebut.

Pemindai suhu atau thermal detector efektif dalam mendeteksi orang yang terinfeksi COVID-19

Alat ini hanya bisa mendeteksi orang dengan virus Corona yang mengalami gejala demam. Pasalnya, pemindai suhu tersebut bekerja untuk mendeteksi adanya perbedaan suhu. Orang yang memiliki suhu tubuh lebih tinggi dari normal karena infeksi virus ini dapat terdeteksi.

Sebaliknya, pendeteksi suhu tidak dapat mendeteksi orang yang terinfeksi tetapi belum sakit demam. Dilansir dari CDC, dibutuhkan antara 2 hingga 14 hari sebelum orang yang terinfeksi menjadi sakit dan mengalami demam.

Virus Corona menular melalui handphone dan pakaian

Virus Corona tidak dapat menular melalui barang maupun pakaian. Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dari Kemenkes RI, Achmad Yurianto menuturkan bahwa penyebaran virus corona melalui barang kemungkinannya sangat rendah.

Menurutnya, Virus tidak dapat menular melalui benda mati. Sebab, untuk tetap bertahan hidup ia membutuhkan inangnya, organisme tempat parasit tumbuh dan makan

Penggunaan tisu basah sebagai masker dapat mencegah penyebaran Virus Corona

video perempuan membuat masker dari tisu basah untuk mencegah virus corona yang beredar di media sosial. Rupanya, karena keterbatasan masker atau hand sanitizer.

Hal itu lantas ditanggapi oleh dr. Charles Gerba, profesor mikrobiologi dan imunologi dari universitas Arizona, Amerika Serikat. Ia menjelaskan bahwa tisu basah memang dapat membersihkan bakteri, tapi penggunaanya jangan disalah gunakan.

Ada klaim bahwa tisu basah dapat membunuh kuman atau virus hingga 99,9 persen. Rupanya tisu basah hanya membersihkan sebagian besar bakteri di permukaan kulit saja.

Bakteri bisa masih menempel di tisu dan jika digunakan kembali apalagi dijadikan masker, bakteri tersebut akan berpindah lokasi baru dan justru akan mengganggu pernafasan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini