TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

Penyekatan Tugu Ireng-Tempel Tidak Efektif dan Terkesan Sia-sia, Ini Alasannya

admin |
Petugas melakukan penjagaan atau penyekatan batas wilayah antara DI Yogyakarta - Jawa Tengah di Tugu Ireng Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. foto:mis/teraskata.com

TERASKATA.COM, SLEMAN – Penjagaan atau penyekatan batas wilayah antara DI Yogyakarta – Jawa Tengah di Tugu Ireng Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Dan, sebaliknya di Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, DIY kini menuai sorotan dari berbagai kalangan. 

Salah satunya datang dari pemerhati sosial dan lingkungan Burhanudin.

Menurut Burhanudin, penjagaan penyekatan super ketat yang dilakukan petugas gabungan TNI, Polri, Satpol PP dan Dinas Perhubungan di dua wilayah yang berbatasan langsung ini, dinilai tidak efektif.

“Penyekatan Tugu Ireng Kecamatan Salam dan di Kecamatan Tempel, Sleman ini tidak efektif karena banyak jalan alternatif lain yang bisa dipilih warga untuk keluar masuk Yogyakarta dan Magelang,” ujar Burhanudin, Jumat (24/7/2021).

Ia menilai, jika pemerintah serius ingin menghentikan penularan Covid-19. Menjadi alasan dilakukan penyekatan di perbatasan, seharusnya semua pintu keluar masuk dijaga.

Tanpa terkecuali. Sehingga petugas tidak hanya fokus di Jalan Raya Magelang -Yogyakarta. Jalan alternatif dan jalur tikus, sejatinya juga dijaga oleh petugas. 

“Contohnya yang kami amati setiap hari, arah dari Yogya dicegat petugas di Tugu Ireng, diputar balik. Tapi mereka memilih masuk jalan arah ke Minggir tembus ke Kecamatan Ngluwar tembus Candi Borobudur,” katanya. 

Hal serupa yang datang dari Magelang, oleh petugas jaga Pos Penyekatan PPKM Darurat Tempel, diputar balik juga bisa melewati jalan alternatif dari Salam arah Ngluwar tembus Kecamatan Minggir, Sleman. 

Senada diungkapkan Nirwanto, menyebut penyekatan di Jalan Raya Magelang perbatasan Sleman DIY – Magelang, Jateng jadi sia-sia. Sebab jalur alternatif longgar.

Ia bahkan menilai ini bukan solusi tepat jika tujuan penyekatan ini untuk membatasi aktivitas masyarakat agar penyebaran Covid-19 tidak meluas.

“Bagaimana mau tepat. Di Tugu Ireng dan Tempel dijaga, tapi di perbatasan Minggir – Ngluwar longgar. Ya, sama aja bo’ongan. Warga lebih banyak melintas di sana,” terang Nirwanto. 

“Kecuali kalau semua pintu keluar masuk Magelang – Yogyakarta ditutup semua. Seperti Minggir – Ngluwar, terus jalan dari Kalibawang masuk Magelang. Tentu penyekatan ini efektif,” tambahnya. 

Ia mengaku ngakak melihat petugas siang malam banting tulang melakukan penyekatan di Jalan Raya Magelang tersebut. Bahkan, berhasil memutar balik plat luar daerah hingga ribuan kendaraan, tetapi sisi lain jalan alternatif tidak mendapat perhatian penjagaan. 

“Bayangin, 1.000 diputar balik, bisa saja 1.000 lebih yang bisa lolos lewat jalur alternatif lainnya. Kan, petugas di Tugu Ireng dan Tempel ini, kasihan. Capek-capek jaga tapi tetap, banyak yang lolos,” tutupnya. (mis/int) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini