TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

Tiap Melahirkan Dapat Bonus Rp155 Juta Plus…

admin |
-ilustrasi/net-

TERASKATA.id, – Setiap satu kali melahirkan seorang perempuan akan diberikan bonus uang tunai sebesar Rp155 Juta oleh negara.

Ini tentu menjadi kabar gembira bagi setiap keluarga. Pasalnya tak perlu memikirkan biaya persalinan dan kebutuhan bayi. Selain mendapatkan uang sebesar Rp155 Juta, pemerintah juga menggratiskan biaya persalinan fasilitas rawat inap. Si bayi juga akan dibelikan perlengkapan bayi beserta pakaian dan susu untuk kebutuhan selama 9 bulan.

Sayangnya aturan ini hanya berlaku di Negara Finlandia. Pemerintah disana berani membayar mahal untuk setiap persalinan ibu. Itu karena pertumbuhan penduduk di negara tersebut sangatlah sedikit dan menjadi masalah besar.

Tingkat kelahiran bayi turun ke level yang terendah yakni menjadi 1.43 pada 2018 dari angka 1.87 pada tahun 2010, berdasarkan data sensus statistik Finland.

Contoh kasus paling parah di kota Lestijarvi yang hanya dihuni oleh 800 orang penduduk. Bahkan sejak tahun 2012 lalu, hanya ada satu bayi saja yang terlahir disana. Bahkan saking jarangnya, bayi yang baru lahir disana bagaikan artis dadakan bagi warga sekitar.

Masalah besar tersebut akhirnya membuat pemerintah Finlandia membuat kebijakan unik. Bagi siapa saja wanita yang mau melahirkan akan mendapatkan uang sebesar 10 ribu Euro atau sekitar 155 juta rupiah pada hari itu juga.

Adanya kebijakan itu akhirnya membuahkan hasil, pertumbuhan ibu melahirkan akhirnya meningkat, seperti di Kota Lestijarvi, Finlandia. Pada tahun 2013 lalu tercatat sudah ada 60 bayi yang terlahir disana. Tidak berhenti sampai disitu saja.

Bagi para suami dan istri akan mendapatkan cuti selama 9 bulan dan tetap menerima 70 persen gaji per bulan. Dan tiap bulan bayinya akan mendapat tunjangan anak sebesar 1,5 juta. Tunjangan ini juga berlaku untuk kelahiran anak selanjutnya.

Sekedar diketahui, pertumbuhan populasi manusia yang sangat rendah ini sudah menjadi momok menakutkan bukan hanya bagi negara Finlandia saja. Beberapa negara Eropa lainnya demikian, sebab generasi muda sekarang lebih mementingkan bekerja dibandingkan menikah dan memiliki anak. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini