198 Warga Sipil Dilaporkan Tewas, 120.000 Jiwa Tinggalkan Ukraina

TERASKATA.COM – Invasi Rusia terhadap sejumlah kota padat penduduk di Ukraina telah memaksa ratusan ribu penduduk meninggalkan negaranya.

Laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut ada lebih dari 120.000 warga Ukraina yang telah mengungsi untuk menyelamatkan diri dari serangan Rusia.

Dilansir CNN Internasional, Wakil Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Kelly Clements, mengatakan bahwa ada sekitar 4 juta orang yang berusaha melintasi perbatasan saat krisis di Ukraina berlanjut.

Clements mengatakan warga Ukraina terpaksa membuat “keputusan hidup atau mati”. Ada sekitar 850.000 orang yang berlindung di tempat pengungsian sementara dan lebih dari 120.000 orang telah meninggalkan Ukraina.

“Kita sedang menghadapi krisis kemanusiaan di negara ini sejak delapan tahun terakhir dan sekarang kondisinya menjadi jauh lebih buruk,” kata dia.

“Kami melihat ada lebih dari 120.000 orang yang telah kabur ke negara tetangga. Dan menurut saya, sambutan yang mereka terima dari komunitas lokal, dari otoritas lokal luar biasa,” ujarnya lagi.

Clements menambahkan, ada antrian di sejumlah penyeberangan perbatasan negara. Mereka ingin menyeberang ke negara tetangga Moldova. Dia memperkirakan, gelombang pengungsi dari Ukraina masih akan terus berlanjut.

Hingga saat ini, Rusia masih terus melancarkan serangan ke Ukraina. Militer Ukraina berusaha menahan pasukan Rusia dengan meledakkan jembatan yang menghubungkan Ibu Kota Kyiv dengan Crimea, yang telah dikuasai Rusia.

Serangan bertubi-tubi dari Rusia sejak Kamis (24/02/2022) telah menyebabkan sedikitnya 198 korban jiwa, 33 di antaranya adalah anak-anak. Meski demikian, Moskow membantah bahwa mereka menyasar warga sipil dan hanya menargetkan objek militer.

Korban Tewas

Sementara itu, laporan lain menyebutkan Menteri Kesehatan Ukraina mengatakan 198 warga sipil, termasuk tiga anak-anak, telah tewas akibat invasi yang dilakukan Rusia terhadap mereka. Data itu per Sabtu (26/2) ini.

“Menurut data operasi, di tangan penjajah kami (Rusia) 198 orang tewas, termasuk 3 anak-anak, 1.115 terluka, termasuk 33 anak-anak,” tulis Menteri Kesehatan Viktor Lyashko di Facebook seperti dikutip dari AFP, Sabtu (26/2). (*/ams)

Komentar