TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

Ketegangan Potensi Perang Dunia 3 Menurun, Ini yang Terjadi

admin |
Pasukan Bersenjata Rusia. (ilustrasi snd)

TERASKATA.COM – Ketegangan akan potensi terjadinya perang dunia 3 yang belakangan memanas, mulai menurun.

Itu setelah Rusia mengaku akan melanjutkan pembicaraan diplomatik dengan Barat di tengah krisis Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri, Sergey Lavrov mengatakan hal tersebut dalam percakapan televisi, kemarin waktu setempat.

Lavrov mengatakan selalu ada kesempatan untuk mencapai kesepakatan dengan Barat soal Ukraina. Dia mengatakan kepada Putin bahwa ada banyak kemajuan untuk mencapai tujuan Rusia dan ini masih layak untuk dikejar.

“Saya akan menyarankan untuk melanjutkan (pembicaraan),” kata Lavrov dalam sambutan yang disiarkan televisi, dikutip dari AFP, dikutip Selasa (15/2/2022).

Lavrov mengatakan kepada Putin bahwa Amerika Serikat (AS) telah mengajukan proposal konkret untuk mengurangi risiko militer. Sementara pembicaraan dengan NATO dan Uni Eropa belum memuaskan.

Dalam siaran yang sama, Putin disebut menyanggupi hal ini. Putin mengiyakan pernyataan Lavrov.

“Baik,” ujar Putin.

Sementara itu, di hari yang sama, AS mengumumkan akan memindahkan sementara kedutaannya di Kiev ke kota Lviv di Ukraina barat dekat perbatasan Polandia. Langkah ini diambil karena adanya penambahan signifikan pasukan Rusia di perbatasan.

Meski demikian, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan AS akan terus mendorong solusi diplomatik. Apalagi jika Rusia menunjukkan itikad baik.

“Jalan diplomasi tetap tersedia jika Rusia memilih untuk terlibat dengan itikad baik. Kami berharap untuk mengembalikan staf kami ke Kedutaan Besar segera setelah kondisi memungkinkan,” kata Blinken.

Rusia dikabarkan telah menempatkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina. Tetapi Kremlin membantah berencana untuk menyerang.

Rusia menuduh Barat terlalu histeris. Sementara sejumlah media AS, seperti Politico- menyebut sejumlah sumber- meyakini Rusia akan menyerang Ukraina 16 Februari besok.

Masalah Rusia dan Ukraina awalnya merupakan sengketa wilayah. Rusia mencaplok Krimea di 2014 dan mendukung kelompok separatis pro Rusia di Ukraina Timur.

Ini membuat Ukraina merapat ke Barat guna melindungi diri dari Beruang Putih. Namun hal tersebut membuat Moskow semakin panas dan meminta NATO tak menerima keanggotaan Ukraina serta menghentikan ekspansi pengaruh di Eropa Timur.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bersikeras tidak ada alternatif selain diplomasi. Ia memperingatkan bahwa mengabaikan pendekatan semacam itu demi konfrontasi akan sama dengan menyakiti diri sendiri.

Sebelumnya Ukraina sudah mengatakan hendak berbicara dengan Rusia. Hal ini ditegaskan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, dikutip AFP.

“Ukraina mengharapkan pertemuan dengan Rusia dan semua negara anggota dalam 48 jam ke depan untuk membahas penguatan dan pergerakan pasukan Rusia di sepanjang perbatasan kita,” katanya dikutip teraskata.com dari CNBC.

Ini merujuk pula ke Dokumen Wina tahun 1990. Di mana ada kewajiban 57 anggota Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) untuk berbagi informasi tentang kekuatan militer mereka dan saling memberi tahu tentang kegiatan-kegiatan utama.

Khusus, 16 Februari, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut hari itu sebagai “Hari Persatuan” seraya menenangkan warga terkait potensi perang. Gembar-gembor perang disebut telah melukai ekonomi Ukraina dan membuat sejumlah penerbangan menghindari langit negara itu. (*/ams)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini