Untuk pameran benda pusaka, pameran lukisan dan fotografi selain diselenggarakan di Istana juga ada di Saodenrae Convention Centre (SCC).
Akan ada juga beberapa lomba, yaitu lomba baca puisi, lomba cerita dengan menggunakan bahasa daerah, menyanyikan lagu daerah, dan lomba kicau burung.
Dalam kegiatan ini, akan diadakan juga pasar rakyat yang melibatkan masyarakat yang berada di Luwu Raya.
“Pasar rakyat juga melibatkan Pemerintah Kabupaten Kota yang ada di Luwu Raya ini, untuk berpartisipasi memberikan kesempatan kepada UMKM untuk ikut melibati pasar rakyat,” sebutnya.
“Selain itu, kita juga harus menyelenggarakan ini dalam rangka tetap memperhatikan secara ketat protokol kesehatan, pencegahan dan penanggulangan Covid-19,” lanjutnya.
Selain itu, juga akan ada diskusi pemerhati pusaka dari beberapa daerah.
“Koordinator Pusaka berhasil berkoordinasi dengan sesama komunitas pemerhati pusaka, mereka antusias untuk mendukung terselenggaranya Pekan Budaya Tana Luwu ini,” ujar Riyanto.
Ini akan menjadi rangkaian memperingati Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HPRL). Dalam penyelenggaraan ini, selain peran dari seluruh Wija To Luwu, juga ada peran dari Pemerintah Kota Palopo, termasuk juga Raja-Raja se-Nusantara, dan Pejabat Negara.
“Undangan kita sampaikan mulai hari Senin tanggal 17-23 Januari, tapi terkait dengan kehadiran beliau ya otomatis kita sesuaikan aktivitas dan kesibukan beliau masing-masing,” ucapnya.
Di tanggal 17 Januari 2022, akan ada pembukaan PBTL. Massolo (tradisi mengantarkan seserahan), Street Performance, pameran lukisan dan fotografi, pameran benda-benda pusaka, festival seni, dan pasar rakyat.
Untuk kegiatan puncak tanggal 22 malam, akan diadakan Pentas Kolosal bagaimana suasana kebangkitan Wija To Luwu mengorbankan jiwa melawan kolonial.
“Dari pagi sampai sore tanggal 23, akan ada lomba kicau burung, serta penyerahan hadiah pemenang lomba sekaligus juga acara penutupan,” pungkasnya.(mg1/lia)
Komentar