Alih Fungsi Hutan jadi Lahan Perkebunan dan Pemukiman Picu Banjir di Palopo

TERASKATA.COM, Palopo – Banjir akhir-akhir ini menghantui warga di Kota Palopo. Pasalnya, seperti sekarang ini, intesitas hujan sangat tinggi. Sehingga tak sedikit warga yang mengeluh, utamanya yang berada pada kawasan rawan banjir.

Seperti di Kelurahan Amassangan dan Dangerakko. Begitu pula di Kelurahan Salutellue dan Pentojangan. Pada titik ini, ketika terjadi hujan dengan intensitas yang cukup tinggi, wilayah ini langsung tergenang oleh luapan air sungai.

Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo, Dr Yumna SP MP menilai, salah satu yang menjadi pemicu banjir di Kota Palopo saat ini adalah adanya alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan dan pemukiman.

“Sehingga menyebabkan daya serap air kurang ditambah lagi air pasang pada bagian hilir di saat intensitas curah hujan tinggi,” ungkapnya saat dimintai tanggapannya oleh Teraskata.com via WhatsApp, Kamis (10/03/22).

Langkah Pemerintah, menurut Yumna, sebenarnya sudah tepat dengan adanya kebijakan pengelolaan hutan yang disebut perhutanan sosial.

Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Andi Djemma (Unanda) Palopo, Dr Yumna SP MP.

“Menurut saya ini sudah tepat, di mana masyarakat harus terlibat secara langsung. Sisa Pemerintah yang harus terus memfasilitasi kebutuhan masyarakat termasuk teknologi yang memungkinkan untuk diterapkan dan harus terus mendampingi masyarakat sekitar hutan agar dalam memanfaatkan hasil hutan, tidak mengubah fungsi hutan,” ujarnya.

Yumna pun menyebutkan, masih ada beberapa hal yang saling mempengaruhi banjir di Kota Palopo yaitu letak Kota Palopo berada sangat dekat dengan antara hulu dan hilir dalam hal ini kerapatan drainase.

“Sehingga apabila hujan di hulu, itu sangat cepat sampai di kota dan diperburuk jika terjadi pasang di hilir, apalagi hutan Mangrove di Kota Palopo mengalami alih fungsi yang sangat cepat,” jelasnya.

Lanjut Yumna, deforestasi atau aktivitas penebangan hutan di bagian hulu sangat sulit untuk dihindari. Jadi, menurutnya, penataan Kota Palopo sudah saatnya mulai dari sekarang harus ramah lingkungan.

“Contohnya, biarkan air masuk ke dalam tanah. Jangan dihambat dengan beton dan keramik. Bisa juga buat sumur resapan dan ruang terbuka hijau ditambah,” pungkasnya. (lia/ams)

Komentar