Bupati Luwu Buka Kegiatan Aksi 3 Rembuk Stunting di Aula Bappelitbangda

TERASKATA.com, LUWU – Bupati Luwu, Dr H Basmin Mattayang membuka secara resmi kegiatan Aksi tiga Rembuk Stunting dalam rangka percepatan pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi Kabupaten Luwu Tahun 2021, di aula Kantor Bappelitbangda, Kelurahan Senga, Kecamatan Belopa, Senin (19/4/2021).

Dalam sambutannya, Bupati Luwu mengungkapkan pengembangan kualitas kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor gizi dan konsumsi pangan masyarakat.

Dimana dapat dikatakan apabila gizi dan konsumsi pangan masyarakat terhambat akan berdampak bagi terkendalanya proses kehidupan masyarakat, seperti permasalahan stunting, di mana kondisi yang terjadi pada anak, di seribu hari pertama kehidupannya, ditandai dengan gagal tumbuh atau ukuran tubuh yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

”Program penurunan angka stunting, telah menjadi prioritas pembangunan di kabupaten luwu, melalui peningkatan daya saing sumber daya manusia dan derajat kesehatan masyarakat dengan upaya-upaya yang telah kita lakukan. Antara lain, Peningkatan intervensi spesifik serta perluasan dan penajaman intervensi sensitif secara terintegrasi,”

“Peningkatan intervensi yang bersifat life saving termasuk pemenuhan kebutuhan pangan, Penguatan advokasi, komunikasi sosial dan perilaku hidup sehat terutama dalam mendorong pemenuhan gizi seimbang berbasis konsumsi pangan, Peningkatan surveillance atau pengawasan gizi, Peningkatan komitmen dan pendampingan dalam intervensi perbaikan gizi, serta respon cepat perbaikan gizi dalam kondisi darurat,” ungkap H Basmin Mattayang.

Menurutnya, Salah satu langkah yang dilakukan dalam upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting adalah perlunya bagi ibu yang baru saja melahirkan agar memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

“Dalam rangka pemenuhan kebutuhan gizi pada bayi, maka disarankan kepada ibu-ibu yang baru saja melahirkan agar memberikan ASI eksklusif pada bayinya minimal sampai usia 6 bulan. Hal ini sebagai upaya untuk mencegah bayi mengalami stunting karena ASI mengandung zat gizi yang lengkap yang mudah diserap secara sempurna oleh bayi,” ujarnya.

Selain Pemberian ASI Eksklusif, Bupati Luwu juga meminta kepada Para Camat dan Kepala Desa untuk senantiasa menggaungkan program Tanam Sayur di halaman rumah sebagai upaya pemenuhan gizi keluarga.

Pada tahun 2019, jumlah keseluruhan balita di kabupaten luwu adalah sebanyak 19.171 jiwa dengan jumlah kasus stunting sebanyak 3.375 jiwa, sehingga rata-rata angka prevalensi stunting di kabupaten luwu adalah sebesar 17,6 persen. sedangkan pada tahun 2020 jumlah keseluruhan balita di kabupaten luwu sebanyak 22.932 jiwa, dengan jumlah kasus stunting sebanyak 2.947 jiwa, sehingga rata-rata angka prevalensi stunting mencapai 12,85 persen.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa dalam dua tahun terakhir, penanganan stunting di kabupaten luwu sudah berjalan ke arah yang lebih baik. situasi pandemi covid-19 dengan kebijakan stay home, juga membawa pengaruh positif dengan pembatasan aktifitas di luar rumah tangga sehingga keluarga lebih konsen mengurus rumah tangganya.

Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia mewakili Kepala Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan, Dr Andy, memberikan apresiasi kepada pemerintah Kabupaten Luwu atas terlaksananya Aksi 3 Rembuk Stunting

“Mewakili Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, saya memberikan apresiasi dan menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Luwu atas pelaksanaan kegiatan ini, apalagi langsung dihadiri oleh Bupati dan mendapat dukungan dari Ketua DPRD Luwu. Dari 17 Kabupaten yang menjadi Lokus penanganan stunting, Kabupaten Luwu merupakan salah satu daerah tercepat yang melaksanakan aksi ketiga rembuk stunting,” tutur Dr Andy.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kab Luwu, dr Hj Rosnawary Basir menjelaskan, Pelaksanaan Rembuk stunting dimaksudkan untuk membahas tindak lanjut pemerintah Kabupaten Luwu, pembahasan terhadap hasil pelaksanaan Rencana Aksi daerah percepatan pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi berdasarkan hasil Aksi pertama, yaitu Analisis Situasi dan Aksi dua, Penyusunan Rencana Program.

“Pembahasan pada Aksi tiga Rembuk Stunting ini akan melahirkan keputusan Bersama yang akan dituangkan dalam berita acara kegiatan serta deklarasi komitmen Bersama tentang pentingnya peran lintas sector antar pemangku kepentingan dalam membangun pola piker untuk melakukan koordinasi, sinkronisasi, sinergitas dan pengintegrasian rencana kegiatan percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Luwu,” jelas dr Rosnawary. (*)

Komentar