Ekonomi Palopo Tumbuh 5,41 Persen Sepanjang 2021

TERASKATA.COM, PALOPO – Pertumbuhan Ekonomi di Kota Palopo pada 2021 tercatat mengalami peningkatan 5,41 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan pemulihan kesehatan menjadi faktor utama pemulihan ekonomi di Kota Palopo.

“Secara kumulatif tahun 2021 ekonomi Kota Palopo mencatat 5,41 persen. Dibandingkan dengan tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 cenderung lebih baik,” ungkap Koordinator Fungsi Naraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS, Harliyani, Jumat (25/02/22).

Harliyani menjelaskan, turunnya angka pertumbuhan ekonomi tahun 2020 di Kota Palopo dikarenakan oleh kondisi pandemi yang mengakibatkan banyaknya aktivitas menurun dari sisi lapangan usaha.

BPS berharap pemulihan ekonomi di Kota Palopo bisa terjaga di tahun 2022 ini.

“Kita berharap momentum pemulihan ekonomi ini bisa terjaga di 2022 dan kesehatan memegang peran penting dan mobilitas semakin bagus dan pemulihan ekonomi 2022 bisa berlanjut seperti harapan kita semua,” harap Harliyani.

Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan nilai produk domestik bruto (PDB).

PDB adalah kenaikan pendapatan nasional atau penambahan output atas barang dan jasa yang diproduksi selama satu tahun. PDB juga merepresentasikan pendapatan nasional riil yang dihitung dari seluruh output dari barang dan jasa yang diproduksi suatu negara.

PDB sendiri diukur dalam satuan rupiah berdasarkan harga nominal maupun harga konstan. Sementara, ukuran pertumbuhan ekonomi dalam persentase.

Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi dihitung dari kenaikan PDB dari periode ke periode. Jika persentasenya positif, artinya perekonomian suatu negara tumbuh. Sebaliknya, bila persentasenya negatif, artinya perekonomian negara menurun.

Untuk lebih detail, PDB bisa dihitung menurut lapangan usaha dan kelompok pengeluaran. Jika menurut lapangan usaha, perhitungan PDB akan melihat pertumbuhan dari 17 sektor.

Rinciannya, sektor informasi dan komunikasi, pengadaan air, jasa kesehatan, pertanian, pengadaan listrik dan gas, real estat, konstruksi, perdagangan, industri, jasa pendidikan, pertambangan, administrasi pemerintahan, jasa keuangan, jasa lainnya, jasa perusahaan, akomodasi dan makan minum, serta transportasi dan pergudangan.

Sementara, PDB dari kelompok pengeluaran terlihat dari konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT), konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, ekspor, dan impor.

Dengan demikian, naik dan turunnya pergerakan sektor usaha serta kelompok pengeluaran akan mempengaruhi pembentukan PDB. (mg1/ams)

Komentar