TERASKATA.com, Palopo – Fenomena La Nina yang dihadapi Indonesia saat ini dapat berdampak pada potensi bahaya hidrometeorologi yang lebih buruk. Demikian pula bisa terjadi di Sulawesi Selatan dan Kota Palopo.
Untuk itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palopo terus siap siaga hingga ke tingkat kecamatan dan kelurahan bahkan merekomendasikan kesiapsiagaan hingga ke lingkungan keluarga.
Kepala BPBD Kota Palopo, Anthonius Dengen mengatakan, menyikapi fenomena La Lina, kesiapsiagaan harus dilakukan di setiap tingkat. Ia menegaskan bahwa camat dan lurah untuk melakukan beberapa hal berikut, terutama memastikan tempat evakuasi sementara dapat digunakan.
”Kami meminta aparat kelurahan untuk mengidentifikasi bangunan aman yang dapat digunakan sebagai shelter sementara, seperti rumah warga, kantor Kelurahan atau pun sekolah, sesuai dengan instruksi BNPB,” katanya.
Ia juga mengatakan, tempat evakuasi harus dipastikan tidak menjadi klaster baru Covid-19. Identifikasi rumah aman yang dapat digunakan sebagai tempat evakuasi sementara.
”Pastikan masyarakat yang terpapar mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan. Ia mengingatkan protokol Kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Apabila saat evakuasi tidak dimungkinkan untuk menerapkan protokol Kesehatan, dengan pertimbangan keselamatan, selanjutnya protokol harus diterapkan dengan ketat,” katanya.
Ia menambahkan, aparat kelurahan dan kecamatan harus memastikan, masyarakat mengetahui apa yang harus dilakukan apabila ada info dari BMKG. Setiap informasi yang disampaikan BPBD ke pihak kecamatan harus diterukan ke tingkat Kelurahan.
”“Sosialisasikan informasi kepada masyarakat dengan bijak, jangan menakuti-nakuti.” kata Anthonius.
Bahasa yang harus digunakan sebaiknya mudah dipahami untuk menerjemahkan informasi cuaca sehingga pesan sampai pemangku kepentingan di tingkat kelurahan maupun masyarakat.
Beberapa kanal informasi dapat diakses oleh aparat kecamatan, kelurahan dan desa, bahkan di tingkat keluarga dengan beberapa kanal, seperti teknologi informasi dari BNPB dan BMKG. BNPB memiliki InaRISK dan juga Katalog Desa Rawa Bencana yang dapat diakses semua pihak, kemudian BMKG memiliki aplikasi Info BMKG yang dapat menginformasikan kondisi cuaca hingga tingkat kecamatan. (*)
Komentar