Pemkot Palopo Mampu Tekan Tingkat Inflasi di 0,36 Persen Per Januari 2022
TERASKATA.COM, PALOPO – Tingkat inflasi di Kota Palopo per Januari 2022 tercatat hanya sebesar 0,36 persen. Angka tersebut berada di bawah tingkat inflasi Sulawesi Selatan secara umum.
“Kemarin kami sudah koordinasi dengan pihak BPS, kalau kita di bulan Januari kemarin Kota Palopo itu terjadi Inflasi 0,36 persen” ucap Kepala Bagian Ekonomi, Andi Fauziah. Jumat (11/02/22).
Dengan inflasi tersebut, terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 107,54 pada Desember 2021 menjadi 107,56 pada Januari 2022.
Di Sulawesi Selatan, ada 5 kota yang dikategorikan mampu menekan tingkat inflasinya masing-masing Pare-pare, Bulukumba, Makassar, Watampone, dan Palopo.
“Setidaknya inflasi Kota Palopo masih bagus, karena dia masih di bawah tingkat nasional Sulawesi Selatan” tutur Andi Fauziah.
Pada Januari 2022, tingkat inflasi tahun kalender Kota Palopo sebesar 0,36 persen dari tingkat inflasi tahun ke tahun 3,06 persen.
Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2022 dan 2019 masing-masing 0,26 persen dan 0,13 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Januari 2021 terhadap Januari 2020 dan Januari 2020 terhadap Januari 2019 masing-masing sebesar 1,34 persen dan 2,13 persen.
Untuk diketahui, Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus, kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.
Inflasi berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
Selain itu, ketidakstabilan ekonomi dan tingkat penjualan juga menimbulkan inflasi. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi.
Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadang kala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator. (mg1/ams)
Tinggalkan Balasan