TERASKATA.COM, PALOPO – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sawerigading kota Palopo saat ini ditopang dengan fasilitas kesehatan yang cukup lengkap. Ini juga yang membuat RSUD milik pemkot itu menjadi RS rujukan di luar kota Makassar untuk kawasan Timur Indonesia.
Belum lama ini, RSUD Sawerigading melakukan operasi implan koklea. Implan koklea (coclear implant) atau pemasangan alat bantu kepada pasien yang mengalami tuli sejak lahir. Pasien tersebut inisial H, seorang anak perempuan.
Operasinya melalui tindakan dengan menanam elektroda untuk organ pendengaran yang berisi saraf-saraf pendengaran yang terletak di telinga dalam. Elektrode tersebut yang akan menggantikan fungsi koklea sebagai organ pendengaran.
Tindakan operasi implantasi koklea ini dilakukan tim kerja multidisiplin ilmu medis dan non medis RSUD Sawerigading dalam waktu sekitar 3 jam, kepada pasien perempuan, inisial anak H yang berusia 1 tahun 8 bulan. H merupakan anak dari salah satu perawat senior yang ada di RSUD Sawerigading.
“Untuk pertama kalinya di luar Kota Makassar, kita (RSUD Sawerigading) sukses melakukan operasi implan koklea kepada pasien H sekitar tiga bulan yang lalu,” kata Direktur Pelayanan RSUD Sawerigading, dr Iin Fatimah Hanis, Sp,THT,KL diiyakan Direktur Utama, dr Nasaruddin,Sp.OG (K) MARS.
“H yang tinggal di Kecamatan Bara ini tuli sejak lahir. Kini usia pendengarannya pasca operasi baru sekitar 3 bulan, jadi untuk tingkat pendengarannya seperti anak yang baru berusia tiga bulan meski saat ini usianya 1 tahun 8 bulan,” tambah dr Iin kepada Teraskata.com.
dr Iin yang juga masuk dalam tim operasi implan koklea untuk anak H menceritakan awalnya tidak menyangka operasi ini bisa berjalan. Apalagi alat untuk operasi tersebut tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Hanya tindakan operasi yang ditanggung. Untuk biaya alat implannya saja di medel sekitar Rp140 juta.
“Awalnya saya coba foto alat yang kami punya di RSUD Sawerigading, kemudian saya kirimkan ke dokter spesialis atau mentor saya di Jakarta. Dokternya bilang alatnya lengkap, dan bisa dilakukan tindakan implan koklea. Bahkan ia bersama tim datang langsung untuk melakukan operasi,” terang dr Iin.
“Alat coclear implan yang digunakan merupakan bantuan dari komite pusat PGPKT, yang diketuai oleh dokter ahli THT. Senior di Jakarta, namanya dr Damayanti Soecipto,Sp.THT KL (K). Kita juga ada bantuan dari beberapa donatur di Jakarta. Saat dilakukan operasi juga kita live via zoom. Sehingga dinonton oleh dokter spesialis THT di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Ia menjelaskan, untuk memulai operasi ini terlebih dahulu dilakukan berbagai tahapan. Mulai dari kelayakan operasi atau tidak. Pada tahap ini, akan dilakukan pemeriksaakn menyeluruh meliputi aspek medis, psikologis dan sosial pasien.
Setelah dinyatakan layak operasi, maka tahap kedua yang dilakukan adalah operasi berupa komponen dalam telinga sebagai alat penerima atau receiver dan elektroda. Komponen dalam telinga ini bekerja menghantarkan sinyal listrik ke ujung-ujung saraf pendengaran yang terdapat di telinga dalam.
Sinyal listrik tersebut berasal dari stimulus suara yang akan diubah oleh komponen luar, yang akan disesuaikan secara berkala dimulai pada dua minggu pasca operasi. Tahap ketiga, yang menjadi tahapan terakhir ini adalah dilakukannya perawatan paska operasi (habilitasi) berupa latihan mendengar dan berbicara.
Salah satu yang paling menyentuh bagi dr Iin ialah saat alat yang dipasang tersebut diaktifkan. Ini pertama kalinya H mendengar suara sejak ia dilahirkan.
“Saat alat dihidupkan atau switch on, pasien ini sempat terlihat kaget. Karena tiba-tiba ada suara masuk di pendengarannya. Kini setiap pekan di terapi. Ada strategi khusus, kita menggunakan Auditory Verbal Therapy (AVT). Pendengarannya terus di stimulasi bagaimana mendengar, bagaimna kita bicara dia juga menoleh. Karena memang saat alat dipasang juga tidak langsung bisa bicara, karena dia sesuai umur perkembangan pendengarannya,” tandasnya.
Sementara itu, dr Nasaruddin,Sp.OG(K) MARS merasa sangat bersyukur pihaknya kini bisa melakukan tindakan implan koklea. “Alhamdulillah saat ini RSUD Sawerigading telah memiliki tim dan sarana prasarana yang sangat memadai untuk melakukan tindakan ini dengan aman,” katanya.
Dokter ahli kandungan ini menambahkan, keberhasilan pelaksanaan operasi implantasi koklea ini menjadi salah satu langkah untuk memfasilitasi kebutuhan para penderita gangguan pendengaran agar mendapat tindakan pengobatan yang tepat dan aman.
“Kami berharap layanan ini dapat membantu kualitas hidup penderita gangguan pendengaran sejak lahir menjadi lebih baik,” tutup dr Nasar. (ADVETORIAL/AMS)
Komentar