Soal BLT, Kajari Luwu: Kades Jangan ‘Main-main’ dalam Pendistribusian

TERASKATA, LUWU – Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Luwu kembali menggelar sosialisasi. Kali ini dengan tema “Penanganan Covid-19” digelar di gedung Simpurusiang Belopa, 5-6 Mei 2020.

Dalam kegiatan tersebut, hadir seluruh unsur Forkopimda Kabupaten Luwu yang terdiri atas Pemerintah Kabupaten Luwu, Direktur RSUD Batara Guru Belopa, Wakil Ketua DPRD Luwu, Kasdim 1403 Sawerigading, Kajari Luwu, dan Kapolres Luwu, serta para Kepala Desa (Kades) sebagai peserta sosialisasi.

Dalam sosialisasi tersebut, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Luwu, Erni Veronica Maramba menghimbau kepada seluruh Kades untuk berhati-hati dalam pendistribusian Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan penggunaan anggaran dana desa.

“Kades jangan main-main dalam pendistribusian, apalagi sampai melakukan pemungutan biaya kepada penerima manfaat dan berhati-hati dalam penggunaan anggaran desa,” kata Erni.

Adapun Kapolres Luwu, AKBP Fajar Dani Susanto juga menyapaikan kepada seluruh Kades di wilayah hukumnya untuk tidak panik dan tidak cepat percaya terhadap pemberitaan bohong yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Kepada seluruh Kades untuk tidak panik apabila ada di wilayahnya warga yang terinfeksi Virus Corona dan tidak cepat percaya terhadap berita bohong atau hoaks,” imbuhnya.

Sementara itu, Kasdim 1403 Sawerigading, Mayor Kav Suparman lebih banyak mengulas tentangIndonesia yang tidak menerapkan lockdown, melainkan hanya menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Meskipun Kabupaten Luwu belum menerapkan PSBB, kita tetap harus saling mengingatkan untuk mengikuti protokol kesehatan dan himbauan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona,” ujarnya.

Adapun Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, dr. Rosnawari dalam materi Strategi penanganan Covid-19 Kabupaten Luwu menjelaskan kronologi munculnya penyakit tersebut pertama kali gejalanya terdeteksi di Wuhan.

“Gejala Covid yang sering muncul di antaranya sakit kepala, demam, menggigil, diare serta radang paru-paru, 4-5 hari bertahan di alumunium, plastik, dan kertas,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, hendaknya para Camat dan Kepala Desa segera membentuk tim gerak cepat di tingkat kecamatan dan desa dengan menyiapkan sumber daya manusia yang berkwalitas serta melakukan deteksi dini bagi masyarakat yang masuk di desa.

“Mereka bisa melapor di bidan desa kalau ada pendatang baru untuk dikarantina selama 14 hari dan membantu pemerintah Kecamatan maupun Desa melakukan pengawasan di tempat-tempat umum,” sarannya.

Sedangkan Direktur RSUD Batara Guru, dr. Daud Mustakim lebih spesifik bicara tentang fenomena kejadian terjangkitnya virus Corona ini di Luwu, Ia menyampaikan kabar menggembirakan terkait salah satu santri klaster Temboro yang positif Asal Luwu di Makassar semakin hari semakin membaik.

“Sampai hari ini, Luwu masih dalam posisi Zona Hijau, namun sama dengan cacar, virus ini bisa sembuh dengan sendiri dengan meningkatkan daya tahan tubuh,” sebutnya.

Adapun Wakil Ketua DPRD Luwu, Zulkifli ST, M.Si mengatakan, dampak dari Wabah Corona ini telah merusak seluruh sendi-sendi ekonomi sehingga perlu segera mengucurkan BLT dengan pendekatan kemanusiaan, bukan pendekatan suka tidak suka.

“Teman-teman di DPRD juga selalu memonitoring bantuan ini,” tegasnya.(*)

Komentar