TERASKATA, Luwu Utara – Memasuki hari kedelapan sejak peristiwa bencana banjir bandang yang menimpa tiga sungai besar di Luwu Utara, masing-masing sungai Rongkong di kecamatan Sabbang, sungai Meli di kecamatan Baebunta, dan sungai Masamba di kecamatan Masamba, sudah 38 orang yang ditemukan telah meninggal dunia. Data ini dirilis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara pada Senin 20 Juli 2020.
Selain korban 38 orang yang meninggal dunia, korban luka juga terus bertambah menjadi 106 orang yang saat ini masih dirawat di rumah sakit. Sementara korban orang hilang akibat terjangan banjir bandang ada sembilan orang. Untuk data jumlah pengungsi, sejauh ini BPBD telah mencatat ada 3.627 kepala keluarga atau 14.483 jiwa yang sementara dalam pengungsian di beberapa titik lokasi pengungsian yang tersebar di Luwu Utara.
Kepala BPBD Luwu Utara, Muslim Muhtar, mengatakan, pihaknya masih terus berupaya melakukan evakuasi bagi warga yang terdampak, serta terus berupaya mencari dan mendata korban yang belum ditemukan. Tak hanya itu, pemberian bantuan logistik yang setiap hari berdatangan dari berbagai daerah juga terus dilakukan.
“Hingga saat ini, bantuan dari berbagai daerah terus mengalir untuk Luwu Utara, dan langsung kita salurkan,” jelas dia.
Upaya lain yang tak kalah pentingnya, kata dia, adalah pembukaan akses jalan Trans Sulawesi di Masamba dan Radda Baebunta.
“Akses jalan ini penting untuk segera dibuka demi kelancaran lalulintas kendaraan yang setiap hari masuk membawa bantuan, sehingga tidak lagi melalui jalan alternatif yang tentunya memakan waktu yang terlalu lama,” terangnya. Di samping itu, lanjut dia, juga dilakukan assesment terhadap infrastruktur yang rusak.
Dari data BPBD Lutra, hingga Senin 20 Juli 2020, tercatat ada beberapa infrastruktur yang mengalami kerusakan akibat banjir bandang kemarin. Infrastruktur terbanyak yang rusak adalah rumah penduduk yaitu 4.202 unit. Untuk fasilitas ibadah yang kena dampak sebanyak 13 unit, fasilitas pendidikan 9 unit, fasilitas kesehatan 3 unit, kantor pemerintahan 8 unit, jaringan jalan 12,8 km, jembatan 9 unit, pasar tradisional 1 unit dan bandara 1 unit.
Tak hanya itu, BPBD juga mencatat kerusakan pada fasilitas umum sebanyak 2 unit, jaringan air bersih 100 MTR, bendung irigasi 2 unit, usaha mikro 61 unit, usaha perbankan 2 unit, usaha bengkel 4 unit, dan rumah jabatan 2 unit. Tercatat pula kerusakan pada lahan pertanian seluas 219 ha dan lahan perkebunan 241 ha.
“Semoga kita semua bisa ikut terlibat dalam penanganan bencana karena penanganan bencana adalah urusan bersama,” tandas Muslim. (LH)
Komentar