Gasmar, Satukan Talenta Pesepakbola Mangkutana Raya

TERASKATA.COM, LUWU TIMUR – Pembinaan atlet sepakbola di daerah belum terorganisir dengan baik seperti halnya di kota besar. Paling sering dan mungkin satu-satunya momentum untuk menemukan pemain bertalenta adalah lewat tarkam atau turnamen antar kampung.

Hal itu yang menjadi perhatian sejumlah pemuda di Mangkutana, Luwu Timur sehingga membentuk tim sepakbola dan futsal yang orientasinya merangkul para pemain berbakat di Mangkutana Raya.

Tim sepak bola dan futsal yang lebih mirip komunitas pecinta bola ini diberi nama Gasmar, Gabungan Sepakbola Mangkutana Raya. Dibentuk pada 15 Oktober 2020 lalu.

Salah satu pendirinya, Asriadi Mukri mengatakan pembentukan Gasmar ini dilatarbelakangi kegelisahan dirinya dan para pecinta olahraga sepak bola di Mangkutana melihat banyak talenta yang tidak memiliki wadah dan tidak terkoordinir dengan baik.

“Paling miris kalau ada turnamen, semua tim sibuk mencari pemain luar. Sampai harus mengeluarkan biaya tidak sedikit (sewa pemain). Padahal di Luwu Timur, khususnya di Mangkutana Raya ini banyak sekali pemain bagus,” ujar Asriadi kepada Teraskata.com, Kamis (25/3/2021).

Lewat Gasmar ini, Asriadi berharap para talenta sepak bola itu bisa dikumpulkan dan dibina dengan sistem berjenjang (sesuai umur).

Sesuai namanya, setiap kecamatan di Mangkutana Raya (Mangkutana, Tomoni, Tomoni Timur dan Kalaena) ‘wajib’ punya wakil, minimal 3 pemain dalam setiap jenjang usia tim Gasmar.

“Daripada sewa pemain luar, lebih baik talenta muda yang ada di sini kita bina. Jadi perkembangan skill dan mentalnya juga terarah,” jelasnya.

Meski belum genap setahun, kehadiran Gasmar terbukti sudah mampu memunculkan talenta pesepakbola terbaik di daerah ini.

Pada seleksi Pra Porprov Sulsel beberapa waktu lalu, tiga pemain Gasmar lolos seleksi dan akan mewakili Luwu Timur di ajang tersebut.

“Alhamdulillah, pas seleksi (Pra Porprov) kemarin, tiga binaan Gasmar lolos. Yaitu Ayyub Arrazak dan Fauzhan anwar untuk bola, serta Muhammad Rafly di futsal,” rinci Asriadi.

Adapun untuk pemain senior, orientasinya lebih ke sekadar hobi sekaligus mentor bagi pemain muda. “Paling banter ya ikut turnamen tarkam. Tapi itu tadi, kami tidak repot lagi cari pemain,” pungkasnya. (int)

Komentar