Hikmah Jumat: Internalisasi Isra Mikraj dalam Diri
Pada saat isra, Allah Swt., tidak langsung mengangkat Nabi Saw., ke langit tertinggi. Nabi diperjalankan malam di daratan bumi lintas negara.
Ini menjadi isyarat bahwa perjumpaan dengan Tuhan seharusnya diawali dengan hubungan baik dengan sesama manusia.
Allah Swt., ingin mengajak hamba-Nya untuk menjalin silaturahmi dengan baik dengan sesama makhluk sebelum berangkat menemui-Nya. Itulah sebabnya, setiap orang harus memperbaiki interaksinya dengan siapa pun.
Hubungan dengan sesama sangat menentukan perjalanannya menemui Tuhan menjadi lancar, tersendat atau terhenti sama sekali.
Bukankah ada banyak doa yang tidak naik ke langit karena tetangga tidak aman dari tangan dan lidah kita? Bukankah banyak progres yang kacau karena orang tua tidak rida? Bukankah ilmu tidak berkah karena melawan dan tidak hormat pada guru? Ada banyak daftar yang perlu diperbaiki sebelum menghadap kepada Tuhan.
Dengan status Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Allah, beliau masih diperjalankan ke Masjidilaqsa untuk merawat silaturahmi menemui Nabi-nabi Allah lainnya.
Dengan level kita sebagai hamba, seringkali langsung menarik gas dengan percaya diri menghadap kepada Allah Swt.
Israkan kehidupan dengan menjalin silaturahmi dengan sesama makhluk.
Ad-din al-mu’amalah“الدينالمعاملة” yang berarti “Agama adalah interaksi”.
Muhammad Quraish Shihab menjelaskan bahwa interaksi yang dimaksud di sini adalah hubungan timbal balik antara manusia, dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dengan lingkungan serta dengan diri sendiri.
Semakin baik interaksi itu, semakin baik pula keberagamaan pelakunya, demikian pula sebaliknya.
Sepanjang hidup beragama, hubungan harus berjalan harmonis. Orang yang tidak bagus interaksinya, agamanya belum sempurna.
Seringkali orang tidak memahami bahwa kepedulian kepada sesama adalah ibadah besar. Fokus hanya kepada ibadah ritual.
Jika dicermati al-Qur’an maka ayat-ayat yang terkait ibadah ritual tidak lebih banyak dibandingkan dengan ibadah sosial.
Oleh karena itu, hubungan kepada Allah Swt., dan makhluk-Nya harus berjalan dengan baik.
Memaknai Perjalanan Mikraj
Tinggalkan Balasan