TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

Hikmah Jumat: Internalisasi Isra Mikraj dalam Diri

admin |

Pada akhirnya manusia bisa menghadirkan isra dan mikraj dalam dirinya. 

Hanya saja isra dan mikraj jangan dipahami sebagai kemampuan manusia sendiri. Nabi Muhammad Saw., tidak isra dan mikraj dengan sendirinya tetapi melalui kekuasaan Allah Swt., yang memperjalankannya.

Hal ini berarti bahwa manusia tidak ada satupun yang mampu mengisra dan memikrajkan dirinya sendiri. 

Allahlah yang mengisrakan manusia memperbaiki hubungannya dengan sesama makhluk. 

Allah pulalah yang memikrajkan setelah hamba mampu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan serta menjadikan-Nya sebagai satu-satunya tempat bergantung.

Seorang hamba yang sudah isra dan mikraj, lahirlah umat yang dewasa. 

Bijak dan bajik dalam beragama. Nilai-nilai muamalah yang dibangun tidak mendatangkan mafsadat. Yang ada adalah memberikan manfaat pada orang lain. Ibadah yang dilakukannya mampu memperkuat takwa sekaligus mempererat hubungannya dengan sesama manusia.

Orang yang tinggi isra mikrajnya akan semakin dewasa bersikap. Berbuat dengan teladan yang baik. Semakin luas wawasannya. 

Dia mampu melihat banyak hal yang tidak mampu dilihat oleh orang lain. Ibarat kata, semakin jauh naik ke atas, semakin luas pandangan menghampar di permukaan bumi. 

Orang yang bagus isra dan mikrajnya akan bagus pula caranya beragama.

Isra mikraj umat Nabi Muhammad Saw., bukanlah fanatik kepada kelompok dan menafikan keberadaan yang lainnya. Isra akan menerima perbedaan tanpa mencari celah perpecahan. Muslim jangan sampai menjadi fanatik pada suatu pendapat dan tidak mengakui pendapat lain. 

Yusuf Qaradhawi mengecam orang-orang yang mengingkari pendapat dan pandangan orang lain yang berbeda dengan pendapatnya serta mendakwahkan bahwa hanya dirinya yang berada di atas kebenaran, sedangkan yang lain berada di atas kesesatan.

Orang-orang yang merasa isra dan mikraj dengan sendirinya berarti menafikan kekuasaan Tuhan. 

Biasanya tipe seperti ini akan menghakimi layaknya Tuhan. Merasa paling benar. 

Kelompok yang berbeda tidak dianggap benar meskipun punya dasar dan dalil.

Mestinya orang yang sudah isra dan mikraj dan merasa bahwa semua itu adalah kehendak Tuhan yang memperjalankannya, dia akan selalu merendahkan hatinya.

Tawaduk ketika beribadah ritual dan sosial. Dengan demikian internalisasi isra mikraj dalam diri akan terealisasi. 

Apa yang menjadi aktivitas sehari-hari bersumber dari inspirasi perjalanan isra mikraj Nabi Muhammad Saw.

Allahuma shalli ‘ala sayyidina Muhammad.

Palopo, 26 Februari 2021/14 Rajab 1442 H.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini