Mengupas Kepemimpinan Ganjar Pranowo: Gubernur Up to Date!

Oleh: Khansalaili H Wibawati (Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, Universitas Indonesia)

Kepemimpinan saat ini seringkali dihadapkan pada permasalahan sulitnya beradaptasi pada lingkungan yang sangat dinamis terutama pada era sekarang yang mana penggunaan teknologi sangat gencar digunakan.

Berbeda halnya dengan Ganjar Pranowo, saat mendengar nama tersebut, sudah tak asing lagi ditelinga, mengingat personal branding yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah ini terbilang unik dan kekinian dengan memanfaatkan media sosial pribadinya. Tidak heran, seorang pemimpin pasti lekat dengan kepemimpinannya yang khas. Lalu, apa makna sebenarnya dari kepemimpinan? Kepemimpinan merupakan kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan memungkinkan orang lain untuk berkontribusi dalam efektivitas dan keberhasilan yang dijalankan organisasi (House et al., 1999 dalam Yukl 2013: 3). Dari makna tersebut, bisa terlihat bahwa capaian tujuan organisasi dalam prosesnya tidak lepas dengan kepemimpinan seseorang.

Lantas, Seperti Apa Kepemimpinan Ganjar Pranowo?

Pak Ganjar dikenal sebagai pemimpin yang mengayomi serta komunikatif. Beliau cenderung melibatkan partisipasi anggota bawahannya dalam mengambil keputusan agar anggota timnya lebih merasa dihargai dan melakukan tugas secara dedikatif. Kepemimpinan seperti ini dikenal dengan Gaya Kepemimpinan Demokratis (Democratic Leadership Style) dimana mencerminkan pribadi yang senang berdiskusi. Melansir Portal Resmi Provinsi Jawa Tengah, Beliau melibatkan beberapa pihak, seperti pengusaha, akademisi hingga buruh untuk penetapan UMR Jawa Tengah baru-baru ini. Dalam dialog tersebut, para aktor saling memberikan masukan satu sama lain untuk dipertimbangkan. 

Gubernur kelahiran 1968 ini juga senang melakukan berbagai pendekatan, baik secara langsung dengan blusukan sampai tidak langsung dengan menggunakan media sosial pribadinya. “Tuanku ya Rakyat, Gubernur cuma Mandat” slogan pada kanal instagram pribadinya mencerminkan pengabdian yang tinggi untuk masyarakat. Hal ini mengarah pada figur Servant Leadership atau pemimpin yang menempatkan kepentingan orang lain sebagai prioritas utama serta membawa rasa kebersamaan dalam pengambilan keputusan (Spears, 2010). Perilaku yang sejalan dengan perkataan, atas dedikasi ini, penghargaan Public Services of The Year 2022 pun berhasil diraih oleh 13 Dinas Pemprov Jateng. 

Tak Hanya jadi Manager tetapi juga Leader

Serupa tapi tak sama, manager berbeda dengan leader. Perbedaannya terletak pada bagaimana performa kerja mereka dilakukan saat mencapai tujuan organisasi. Didukung oleh pendapat Kotter (1990) seorang leader tidak hanya mengarahkan anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi tetapi juga membantu menghasilkan perubahan yang diperlukan dan bermanfaat untuk mengendalikan situasi yang bergejolak. Sikap ini ditunjukkan oleh tindakan Pak Ganjar pada upaya pencegahan korupsi melalui pembentukan sistem budaya berintegritas. Tertulis dalam misi ke-3 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (2013-2018) untuk melahirkan penyelenggaraan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang jujur, bersih, dan transparan. “mbonten korupsi mbonten ngapusi” sebuah tagline yang khas pun dibawakan pada kepemimpinannya demi membawa perubahan yang bermanfaat. 

Jika ditelaah lebih lanjut, perubahan ini juga bisa mengarah pada salah satu gaya kepemimpinan yakni Transformational Leadership yang pertama kali dicetuskan tahun 1978 oleh James MacGregor Burns. Ganjar Pranowo mampu mendeteksi perlunya perubahan dengan menyusun visi baru dan melaksanakan rencana tersebut demi pencapaian tujuan Provinsi Jawa Tengah yang lebih baik. Situasi saat ini yang semakin dinamis menuntut pemimpin bisa memiliki gaya kepemimpinan satu ini agar anggotanya bisa termotivasi serta menstimulasi terjadinya inovasi- inovasi baru.  

Sosial Media sebagai Jembatan Komunikasi 

Ganjar Pranowo bisa dikategorikan sebagai Digital Leadership dengan alasan kepemimpinannya yang unik dan khas yakni menggunakan media sosial sebagai sarana beradaptasi. Keaktifannya dalam memanfaatkan berbagai platform tersebut dituangkan dalam banyak kegiatan, seperti sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat, menyebarkan edukasi politik tentang kegiatan yang sedang dikerjakan pemerintah sampai aktivitas yang sedang Pak Ganjar jalani. Selain itu, adanya penerapan aplikasi SIMDA sebagai sarana monitoring khususnya penyerapan anggaran Pemda Jawa Tengah secara online, mengarahkan kepemimpinannya pada kategori ini. Berdasarkan karakteristik digital leader KemenPANRB (2021) kategori yang dicerminkan Pak Ganjar masuk pada kemampuan komunikasi menggunakan sarana media sosial dan kemampuan adaptasi sesuai perubahan teknologi. 

Menjunjung Kolaborasi 

Tidak berhenti disitu, berbagai program dan kegiatan yang dicanangkan pada masa kepemimpinannya hingga saat ini banyak mengarah pada Collaborative Leadership. Saat pandemi Covid-19 melanda, keberhasilan Jawa Tengah dalam menangani masa krisis tersebut merupakan hasil kolaborasi dari berbagai pihak.

Beliau senantiasa memberi himbauan dan informasi mengenai pencegahan dan penanggulangan virus ini, contohnya adalah kolaborasi yang dilakukannya dengan para ulama dalam sosialisasinya untuk menekan angka penyebaran. Selanjutnya, program Lapak Ganjar pun dibuat olehnya sebagai kegiatan kolaborasi demi membantu UMKM lokal dengan bentuk promosi gratis yang berbasis media sosial. Program inovasi ini pun menuai banyak dampak positif, dari jaringan bisnis UMKM yang semakin berkembang, meluasnya pasar karya lokal Jawa Tengah, sampai mendatangkan inovasi bagi produsen lokal. 

Langkah Adaptasi yang Sangat Baik 

Tidak mudah bagi seorang pemimpin menghadapi berbagai dinamika lingkungan yang dinamis. Namun, hal ini bisa dikelola cukup baik oleh Ganjar Pranowo yang terus-menerus mengembangkan kepemimpinannya dengan mencetuskan banyak ide dan terobosan kekinian guna memajukan Provinsi Jawa Tengah. Strategi unik yang beliau gunakan bisa menginspirasi pemimpin muda lainnya untuk terus berinovasi serta menumbuhkan kemampuan leadership terutama dalam birokrasi di Indonesia. Harapannya, sikap ini bisa terus dilakukan secara konsisten dan semakin memberikan dampak positif yang nyata kedepannya. (*)

Komentar