OPINI: Banjir Bukan Sekadar Problem Administrasi

Oleh: Aktivis LDK MPM IAIN Palopo, Nurfadhilah Anshar Naim

Banjir di Kota Semarang, Jawa Tengah dikepung sekaligus tiga jenis banjir yakni, banjir kiriman dari hulu, banjir lokal, dan banjir rob.

Ketiganya berkeliaran jadi masalah menahun akibat kerusakan sosio-ekologis.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah melaporkan ada 43 titik banjir di Kota Semarang. 

Banjir kiriman dan banjir lokal mendominasi. Kawasan yang jadi langganan banjir rob juga tak luput terendam bahkan hingga Senin, 8 Februari siang. 

“Masih belum surut kawasan Kaligawe, Genuk, Trimulyo wilayah timur,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng Arif Wahyudi kepada reporter Tirto, Senin (8/2/2021).

Disisi lain, menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan banjir di Kota Semarang, terjadi akibat luapan Kali Beringin Mangkang dan Kali Plumbon Kaligawe, yang merupakan dampak siklus hujan lebat 50 tahunan. Dilansir oleh ekbis.sindonews.com Minggu (7/2/2021).

Selain itu, Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim ini menerangkan sebenarnya permasalahanya banjir tahunan di Tempurejo yang melanda 3 desa setempat berlangsung sudah 10 tahun lebih. Selain itu juga lokasi yg sama sungai hanya dinormalisasi atau dikeruk dan hanya bersifat sementara.

“Akhirnya banjir terulang kembali, berarti ada masalah yang belum tuntas. Warga masyarakat korban banjir tahunan bukan sekedar butuh bantuan makanan sementara tapi harus ada kepastian tahun berikutnya tidak banjir lagi karena kerugian tidak hanya barang yang rusak, tapi juga hasil pertanian dan juga psikologis warga,” terangnya. Dilansir lantera.com (7/2/2021).

Sementara itu, gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo  ungkap penyebab banjir semarang adalah Problem administrasi. Yang dilansir CNN Indonesia.com (Sejumlah pompa penyedot banjir di Semarang ditemukan tak berfungsi optimal lantaran permasalahan administratif.

Komentar