Opini : Kekerasan, Kelaparan, dan Kematian karena Virus

Oleh : Ahmad Rifai Saputra | Sekjen BEM IAIN Palopo

Ini bukan satu-satunya tulisan yang saya buat selama pandemi, beberapa tulisan saya sebelumnya juga memuat masalah yang sama, kemungkinannya seperti itu. 

Tulisan ini hanya akan mengurai masalah bangsa kita hari ini, tidak lebih dari itu, tidak ada solusi yang pasti lahir dari tulisan ini, setidak-tidaknya, tulisan ini menyadarkan kita betapa pentingnya kesadaran kolektif ditumbuh kembangkan pada diri kita masing-masing.

Sudah hampir 2 tahun pandemi Covid19 melanda indonesia, bahkan seluruh penjuru dunia, tidak tanggung-tanggung, kehadiran virus ini berimplikasi pada perubahan kebijakan-kebijakan pemerintah.

Diawal kemunculannya, bangsa ini sepertinya tidak goyah, statement menteri kesehatan diawal menandakan bahwa rakyat Indonesia tidak sebegitu gampangnya terkontaminasi oleh virus.

Harapan memang tidak selalu berbanding lurus dengan realitanya. Setelah pasien pertama diumumkan secara resmi oleh pemerintah, masyarakat dibuat panik, virus ini bak malaikat pencabut nyawa yang hadir secara tiba-tiba.

Tidak lama setelah itu, perkembangan virus begitu melesat dengan cepat, terlihat psikologis pemerintah yang kebablakan menangani lonjakan kasus yang begitu cepat.

Reaksi cepat pemerintah mengeluarkan kebijakan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) pada saat itu, maksud diterapkannya kebijakan tersebut tidak lain dan tidak bukan untuk menekan peningkatan kasus Covid19.

Komentar