OPINI: Mental Health Awareness di Tengah Pandemi Covid-19
Pandemi ini memberikan tekanan yang cukup besar terhadap kesehatan mental sebagian besar individu. Mereka mengalami kecemasan yang berlebih akibat berita buruk Covid-19 yang setiap harinya terus mengalami pertambahan kasus. Tak jarang pula banyak berita-berita palsu atau hoaxyang tersebar diberbagai media sehingga menimbulkan keresahan dikalangan masyarakat.
Faktor lain yang mempengaruhi kesehatan mental masyarakat akibat pandemi covid-19 yaitu stres akibat isolasi sosial atau physical distancing. Kecemasan berlebih pada masa karantina dapat menimbulkan risiko depresi hingga gejala stres pascatrauma.
Salah satu kecemasan berlebih banyak dirasakan oleh para pelajar. Mereka dihadapkan dengan banyaknya tugas yang harus mereka kerjakan. Banyak dari para Guru atau Dosen menjadikan media belajar online untuk memberikan tugas yang menumpuk.
Hal ini tentu saja menimbulkan kecemasan bagi para pelajar. Kondisi kesehatan mental masyarakat pun diperburuk karena adanya kesulitan dalam sektor perekonomian. Selama pandemi ini banyak para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kesulitan dalam menghadapi bisnisnya yang terhambat dan bahkan ada yang terpaksa harus ditutup.
PHK besar-besaran pun tak dapat terbendung lagi. Banyak dari mereka yang harus kehilangan pekerjaan, sehingga menimbulkan kecemasan bahkan depresi berat akibat kondisi pekonomian yang sudah tidak stabil. Kemudian muncul stigma sosial atau asosiasi negatif terhadap masyarakat yang terpapar virus Covid-19.
Mereka yang dinyatakan positif Covid-19 akan di kucilkan dan bahkan menerima penolakan di lingkungan sekitar. Stigma negatif tersebut hanya akan memperburuk kesehatan mental dan penyakit pasien.
Gangguan kesehatan mental di masa pandemi ini dapat diminimalisir dengan lebih bijak dalam menerima informasi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa cemas yang berlebih. Kita juga dituntut untuk selalu perpikir positif dan melakukan kegiatan yang lebih produktif agar terhindar dari rasa jenuh selama berada di rumah. Kemudian dalam bidang pendidikan, Guru dan Dosen diharapkan lebih bijak dalam memberikan tugas selama menjalankan media belajar online, sehingga tidak memberatkan para pelajar.
Selanjutnya, dalam menghadapi kondisi perekonomian yang tidak stabil saat ini, masyarakat perlu berpikir kreatif untuk tetap produktif, salah satu contohnya adalah menciptakan usaha rumahan (ultramikro) yang diharapkan mampu membantu menstabilkan perekonomian masyarakat yang sempat terpuruk.
Dan yang terakhir mengenai stigma sosial, alangkah lebih baiknya disaat situasi seperti sekarang ini, kita lebih berempati dengan memberikan dukungan bagi mereka yang terdampak, baik itu pasien, keluarga pasien, ataupun masyarakat sekitar.
Mari bersama-sama membangun sikap peduli dan saling menjaga terhadap kesehatan mental ditengah pandemi Covid-19 ini.(*)
Tinggalkan Balasan