TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

OPINI: Ramadhan dalam bayang pandemi

admin |
Muh. Taufiqul Hakim

Oleh: Muh. Taufiqul Hakim (Mahasiswa Pascasarjana UMI)

UMAT islam di indonesia & dunia telah bersiap menyambut bulan suci yang sudah di depan mata .

Namun, Nuansa Ramadhan tahun ini berbeda karna bertepatan di saat kita harus berjuang menghadapi pandemi.

Sejumlah daerah di Indonesia terpaksa tidak melakukan kebiasaan yang biasanya dilakukan di bulan puasa, seperti tarwih di mesjid, buka bersama, & sahur on the road, bahkan ada wacana shalat ied & silaturahmi pun harus dilakukan di rumah saja.

Hampir di semua negara masih di banyang-bayangi dengan virus bernama corona covid-19 yang mengerikan. Virus yang awalnya muncul di Wuhan, China ini menyebar ke penjuru dunia.
virus ini sudah menularkan ke jutaan orang di dunia. Bahkan banyak nyawa terenggut karena virus ini.

Karena penyebarannya sangat cepat, pemerintah memutar otak mencari solusi untuk mengurangi dan memberantas virus ini. Mulai dari kebijakan Sosial distancing, phisycal diatancing hingga yang terbaru kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Dengan adanya aturan ini, maka semua bentuk aktifitas yang mengumpulkan banyak orang akhirnya dikurangi & sampai ditiadakan. Namun, berefek ke perekonomian warga, ada juga yang tak mempermasalahkan hal tersebut karna masih dapat upah dari WFH(Work From Home) atau bekerja dari rumah, tapi lain halnya dengan masyarakat buruh harian yang tak bisa menenuhi kebutuhannya jika sehari yg tak kerja, ada juga karyawan yang harus di PHK lantaran di tempat kerjanya tak mampu lagi membayar gaji mereka saat ini.

Tapi belakangan ini banyak juga orang baik yang mengumpulkan donasi atau menyumbang langsung untuk mereka yang terkena dampak selain bantuan dari pemerintah.

Tentu banyak yang tak menginginkan situasi seperti ini, tapi tanpa kekompakan warga dan saling bahu membahu untuk mencegahnya niscaya sampai kapanpun wabah ini takkan pernah berakhir.
Dimulai dari yang terkecil terlebih dahulu seperti penjagaan keluar masuk warga di batas desa, kecamatan, kabupaten, lalu batas provinsi.

Saya berharap agar wabah ini cepat berakhir agar kita dapat ibadah, kuliah & ngopi bareng lagi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini