TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

Peran Pers dalam Menjaga Stabilitas Demokrasi

admin |
Ikhlas Wahyu.

Demikian juga ketika proklamasi kemerdekaan, radio menjadi alat perjuangan menyebarkan suara Bung Karno ketika membacakan naskah proklamasi, yang menjadikan bangsa Indonesia bebas dari penjajahan.

Kehadiran pers seperti radio dan surat kabar saat itu dirasakan sebagai sebuah berkah karena masyarakat Indonesia mampu menerima informasi yang benar sekaligus memberikan solusi bagi kehidupan bangsa ini.

Dari alat perjuangan, kadang melenceng menjadi alat ekonomi dan politik, yang kemudian perlu publik menjaga secara bersama agar aset nasional ini tetap pada kiprahnya, menjadikan masyarakat cerdas dan dewasa dalam berbangsa dan bernegara.

Dengan segala kelemahan dalam pers saat ini, kalau melihat perjalanan sejarah pers, aset bangsa ini perlu dijaga bersama agar tetap pada relnya sebagai alat perjuangan nasional, bukan seakan menjadi buzzer para elit politik dan pemerintah.

Dalam konteks sekarang para pemilik media di Indonesia mempunyai latar belakang politisi hingga pengusaha besar, seperti Surya Paloh, CEO media grup ini merupakan ketua UMUM Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang merupakan pengusung koalisi Indonesia Maju (Jokowi-Maruf).

Kemudian Hary Tanoesoedibjo yang merupakan pemilik MNC Grup yang juga sebagai ketua umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan saat ini putrinya menjabat wakil menteri pariwisata dan ekonomi kreatif di kabinet Indonesia Maju dan ketiga, pengusaha media Trans Grup, Chairul Tanjung yang diberikan ‘jatah’ ke anaknya sebagai staf khusus presiden yang masih berumur 23 tahun sejak dilantik.

Dengan porsi yang diberikan kepada para bos media besar di Indonesia apakah Independensi dapur redaksi tak ikut dicampuri dengan narasi investigasi para jurnalis yang kerja di media-media itu?.

“Kami tidak akan mudah menerima hal-hal yang tidak bisa kami kompromikan. Apakah dengan right issue segitu bisa memengaruhi (dapur redaksi)? Kecil sekali, kok. Apa yang bisa kamu lakukan dengan satu persen?” ujar wakil direktur bisnis digital Tempo Group, di kutip dari tirto.id.

Relasi kuasa dan pemilik media jelas di depan mata semoga kerja jurnalistik tetap independen dan juga tetap menuliskan narasi dedikasi ke rakyat bangsa Indonesia.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini