Komisi I Minta Pemkot Berdayakan Tukang Jahit Lokal

TERASKATA, Palopo – Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palopo meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Palopo untuk memberdayakan tukan jahhit lokal yang ada di Kota Palopo.

Demikian diungkapkan Legislator Partai Hanura, Aris Munandar, SH. pada rapat dengar pendapat komisi I DPRD bersama Dinas Pendidikan Kota Palopo, Selasa, (14/01/20).

Menurut Aris, seharusnya manfaat dari program seragam gratis bagi pemkot Palopo tidak hanya dirasakan oleh murid dan orang tua siswa. Program yang digagas oleh Walikota Palopo itu bisa memberikan dampak positif yang lebih besar, termasuk kepada warga palopo yang bergerak pada usaha textil, konveksi dan tukan jahit.

”Kenapa pemerintah Dinas Pendidikan tidak memanfaatkan tukang jahit lokal untuk membuat seragam sekolah. Jauh lebih bermanfaat jika program ini juga memberdayakan tukang jahit lokal,” kata Aris.

Aris menambahkan, jika anggaran itu pengadaan seragam gratis itu dikelola oleh tukang jahit lokal, pasti lebih bermanfaat. Anggaran sebesar 3,6 Miliar ini bisa berputar di Kota Palopo.

”Kalau penjahit lokal diberdayakan otomatis anggaran itu akan berputar di Kota Palopo juga,” tandasnya.

Menanggapi hal tersebut, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Palopo, Asnita Daris, S.STP, mengatakan pihaknya sebelum mengadakan seragam gratis untuk murid PAUD, SD dan SMP, terlebih dahulu melakukan studi tiru di Luwu Timur yang lebih dahulu menerapkan program tersebut.

”Dari hasil studi tiru kami di Luwu Timur, jika itu dilakukan terjadi kendala bahwa hasilnya tidak seragam. Karena beda tukang jahit, beda hasilnya. Ini yang pernah terjadi di Luwu Timur,” katanya.

Meski demikian, ia mengaku akan kembali mendiskusikan saran Komisi itu. Pada kesempatan itu, juga Asnita Darwis yang didampingi Kabid SMP, Muh Amin juga menjelaskan, bahwa seragam sekolah gratis saat ini telah disalurkan di 89 Taman Kanak-kanak, 76 SD, dan 31 SMP. (*)

Komentar