Benarkah Pendemo Omnibus Law di Palopo Kena Tembak? Ini Kata Dokter yang Tangani
Hanya saja, pengakuan itu dibantah langsung oleh pihak kepolisian Polres Kota Palopo. Menurutnya, aparat yang bertugas di lapangan tidak dibekali peluru karet. Melainkan hanya dibekali flash ball atau gas air mata.
”Tidak benar ada peluru karet, yang ada hanya flash ball,” kata Panit Reskrim Polsek Wara Kota Palopo, Ipda Andi Akbar.
Sementara itu, dr Fadly yang menangani Imanuel di TKP membenarkan luka di kaki korban adalah bekas tembakan.
“Kalau dari hasil yang saya periksa itu betul (penembakan). Hasil wawancara saya dengan korban juga demikian,” kata Fadly dikonfirmasi Teraskata.com.
Dari video yang beredar, tampak jari dokter yang menangani korban masuk ke luka korban. Kata dr Fadly, video itu udah diperlihatkan ke polisi dan membetulkan indikasi luka tembak. Namun tidak jelas jenis pelurunya.
“Dan memang tidak ada proyektil yang saya temukan saat memeriksa luka di kaki korban. Jadi tidak diketahui jenisnya,” ujarnya.
Namun hal itu mungkin saja terjadi, lanjut Fadly, apalagi jika menggunakan senjata flash ball.
Pihak Polres Palopo sendiri masih yakin tidak ada penembakan. Hingga Kamis (8/10/2020) malam, pukul 24.00 WITA, akun Instagram Humas Polres Palopo juga masih memasang tangkapan layar berita yang dimuat Teraskata.com berjudul ‘Aksi Tolak Omnibus Law Chaos di Palopo, 4 Demonstran Tertembak’.
Berita tersebut dianggap Polres Palopo hoax karena yakin tidak ada penembakan. Sementara fakta di lapangan, berdasarkan keterangan korban dan dokter yang menangani, kuat indikasi penembakan. (*)





Tinggalkan Balasan