TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

Pendemo Bentrok Mancani Bertahan di Depan Mapolres Palopo Hingga Malam, Ini Tuntutannya

admin |
Pengunjuk rasa bentrok Mancani masih bertahan di depan Mapolres Palopo hingga Jumat (23/10/2020) malam.

TERASKATA.com, PALOPO – Aksi unjuk rasa terkait bentrok Mancani berlangsung sejak Jumat (23/10/2020) siang. Bahkan sampai malam ini, para demonstran masih bertahan di depan Mapolres Palopo.

Para pengunjuk rasa merupakan kelompok pemuda yang resah dengan situasi di Mancani, Kecamatan Telluwanua Kota Palopo. Pasalnya, warga dua lingkungan di daerah itu – Lingkungan Urri dan Lingkungan Batu – sering terlibat bentrok.

Hampir setiap hari mereka terlibat perang antar lorong. Bahkan Kamis (22/10/2020) kemarin menyebabkan seorang warga Home Base, Kelurahan Batu Walenrang atas nama Andi (29) meregang nyawa.

Andi meninggal setelah terkena peluru senjata rakitan tradisional, Papporo.

Bentrokan warga di dua lingkungan ini sudah sangat lama. Sudah bertahun-tahun tak kunjung berakhir.

Beberapa kali Pemkot Palopo dan aparat terkait menggelar perdamaian kedua pihak, namun tak lama berselang terjadi lagi bentrok.

Hal inilah yang membuat sejumlah pemuda Palopo menyampaikan aspirasi ke Mapolres Palopo.

SHINTA WATI (Aktivis Germapa-Warga Mancani)

Shinta Wati, aktivis Germapa sebagai warga Mancani mengaku tak dapat menyalahkan siapa-siapa. Ia hanya meminta tanggungjawab semua pihak, terkhusus aparat keamanan Kota Palopo.

Aparat keamanan harus menangani konflik Mancani sedikit lebih serius dan mengambil langkah taktis, agar tidak terus berlanjut.

”Sebagai Warga Mancani, kami tentu tidak ingin konflik seperti ini terus berlanjut. Cukup sudah korban berjatuhan. Kami tak dapat menyalahkan pihak manapun, namun kami meminta tanggung jawab kepada semua pihak yang terlibat dalam pengamanan. Terutama kepada kepolisian Kota Palopo agar serius menanganinya dan mengambil langkah taktis agar bentrok ini dapat diakhiri,” kata Shinta kepada Teraskata.com.

Selain aparat keamanan, Shinta juga mengatakan peran pemerintah dan warga Mancani, khususnya kepada orang tua untuk memberikan edukasi moral dan spiritual kepada pemuda yang kerap terlibat bentrok.

”Dan juga tentunya peran pemerintah dan orangtua sangat dibutuhkan dalam hal ini memberikan edukasi moral dan spritual kepada pemuda. Perlu diketahui bahwa konflik ini murni tanpa politisasi karena tidak ada hal yang diperebutkan oleh dua belah pihak ini,” ucapnya.

Ia juga meminta kepada seluruh pihak untuk tidak ikut memprovokasi dan memperkeruh suasana terkait konflik di Mancani. Apalagi kata Shinta, jika mereka bukan bagian dari yang berkaitan dan tidak merasakan dampak konflik yang ada di Mancani.

”Dan sangat tak elok tiba-tiba kedatangan pihak pengamat diluar sana berteriak seolah paham dan merasakan tentang konflik di kampung kami. Saya berpesan kepada warga diluar Mancani, jangan ada memprovokasi ataupun memasukkan kepentingan kalian di dalam konflik ini,” tegasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini