Sempat Dikunjungi Bupati Luwu, Safira Meninggal Akibat Tumor Ganas
TERASKATA, LUWU – Kabar duka datang dari Kabupaten Luwu. Salah satu warganya, Sapari Mahpira telah dinyatakan meninggal dunia di RSUD Batara Guru Belopa, Selasa (26/5/2020) sekira pukul 20.30 WITA.
Safira sapaan akrabnya, adalah remaja berumur 13 tahun yang beralamat di Desa Muhajirin Kecamatan Suli Barat Kabupaten Luwu yang mengehmbuskan nafas terakhirnya akibat menderita tumor ganas di leher.
Kabar meninggal Safira disampaikan Direktur RSUD Batara Guru Belopa, dr Daud Mustakim. “Iya, adik Safira meninggal dunia, kondisinya memang sudah sangat parah saat dirawat di RSUD Batara Guru,” kata dr Daud.
Sebelum dirawat di RSUD Batara Guru, Safira sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Makassar pada Desember 2019 silam
Siang tadi, Bupati Luwu, Sulsel, H. Basmin Mattayang membesuk Safira. Tak hanya itu, beberapa jam sebelum meninggal, Safira juga dijenguk anggota DPRD Sulsel, Fadriaty AS.
Saat menjenguk Safira, kepada orangtua Sapira, Bupati Luwu Basmin Mattayang menyampaikan turut prihatin atas penderitaan yang dialami Sapira, yang hanya bisa terkulai lemah di ranjang ruangan ICU RSUD Batara Guru
“Pertama melihat anak kita ini, perasaan saya langsung sedih, betapa beratnya derita yang dialami anakda sapira yang hanya bisa meringis kesakitan. Insya Allah, Pemerintah Kabupaten Luwu akan menanggung segala biaya perawatannya, dan kepada orang tua anakda Sapira, sabarki hadapi ujian ini dan rajin berdoa semoga anak kita bisa diberi kesembuhan oleh Allah SWT. Jika ada kebutuhan selama menemani anakda ini di rumah sakit silahkan hubungi saja Direktur rumah sakit,” kata Basmin.
Menurut Orang tua Sapira, Supri dan Patiharni, Selama tujuh bulan, penyakit tumor yang diderita anaknya di bagian leher semakin hari semakin membesar dan membuat dirinya tidak dapat lagi beraktifitas seperti anak seumurannya.
Sehingga mempengaruhi kondisi tubuhnya menjadi kurus. Bahkan, beberapa hari yang lalu, Sapira mengeluhkan sakit yang tak tertahankan dan suaranya hampir hilang serta kerap muntah darah.
“Awalnya hanya berupa benjolan kecil saja, tetapi lama-kelamaan ternyata benjolan itu terus membesar dan mempengaruhi kondisi tubuhnya yang semakin hari semakin kurus serta kadang jika muntah bercampur dengan darah,” ungkap ibunda Sapira, Patiharni.(*)
Tinggalkan Balasan