Copot John Rende Mangontan Sebagai Ketua Komisi D, Golkar Sulsel Bisa Kena Imbas Separah Ini
TERASKATA.com, LUWU – Beredarnya informasi terkait langkah Fraksi Golkar yang mencopot posisi John Rende Mangontan dari Ketua Komisi D DPRD Sulsel menunai respons sejumlah kalangan masyarakat Toraja termasuk dari mantan Bendahara Golkar Luwu Nurhaeni Amir.
Neni (sapaan akrabnya) mengatakan, keputusan fraksi Golkar terlalu keras sehingga dikhawatirkan bisa menimbulkan turbulensi politik ke depan.
Neni yang sebelumnya juga pernah maju sebagai Caleg DPRD Sulsel dapil Luwu Raya dari Golkar ini berpendapat, Golkar yang dikenal sebagai partai yang matang mengelolah konflik harusnya bisa lebih elegan jika muncul persoalan internal.
Pencopotan John Rende Mangontan dari Ketua Komisi D lanjutnya bisa diibaratkan seperti pesawat yang crash landing.
“Saya mencoba melihat ini dari sisi yang berbeda, tidak masuk pada konteks apakah pencopotan JRM sudah sesuai mekanisme partai atau tidak. Saya melihat lebih pada konteks etika, budaya, dan nasib Golkar ke depan,” ujar Neni yang juga berdarah Toraja.
“Untuk komunitas Toraja, sosok JRM ini cukup diperhitungkan. Dia bukan politikus kacangan, dia punya basis massa yang jelas dan ini sudah dibuktikan dengan langkahnya yang mulus ke DPRD Provinsi. Harapan saya Golkar bisa membaca ini,” tuturnya.
Neni yang saat ini menjadi Tenaga Ahli di DPR RI mengakui,
apa yang dilakukan ketua DPD Golkar Sulsel Taufan Pawe yang menegur dan memaksa John Rende Mangontan mengangkat 2 jari sebagai simbol dan dukungan untuk pasangan calon Bupati/Wakil Bupati Tana Toraja Nicodemus Biringkanae- Victor Datuan Batara saat kosolidasi partai, adalah hal wajar yang seharusnya tidak perlu “dikompori”.
Tinggalkan Balasan