Pembangunan Pemuda Belum Maksimal

TERASKATA.id – Meningkatnya jumlah pemuda usia produktif seharusnya jadi penggerak pembangunan nasional. Karena itu, pemuda yang berada dikategori non berprestasi maupun non syarat patut mendapatkan perhatian yang sama bagi mereka yang berprestasi.

Demikian diungkapkan Anggota Komisi X DPR RI My Esti Wijayanti pada Rapat Kerja Komisi X dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, baru-baru ini.

Ia menilai perhatian pemerintah terhadap pembangunan pemuda selama ini belum maksimal. Negara juga perlu membuka akses bagi pemuda yang non prestasi maupun non syarat.

BACA JUGA: Maksimalkan Anggaran Penanggulangan Terorisme

”Menjauhkan mereka dari miras (minuman keras), menjauhkan mereka dari narkoba itu pekerjaan kita semua, sekaligus memberikan ruang untuk mendapatkan akses bagi mereka,” sambung politisi dapil D.I Yogyakarta itu.

Selama ini kata dia, kegiatan yang dilakukan menjangkau pemuda yang sesungguhnya dalam tanda kutip sudah bergerak maju. Hanya saja, hal itu membuat Pemerintah lupa, bahwa sebagian besar anak muda indonesia tidak terjangkau oleh program tersebut.

Pembangunan kepemudaan secara adil dan merata, sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020 yang akan fokus pada upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk pertumbuhan yang berkualitas. Maka Kemenpora memegang peranan penting dalam pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan.

BACA JUGA: DPR RI Perjuangkan Rp9 Triliun untuk Kementerian Desa

”Kelompok pemuda ini jumlahnya tidak sedikit. Sebab itu, terkait dengan program pembangunan manusia untuk menyasar indeks pembangunan pemuda, mulailah kita berkonsentrasi kepada kelompok generasi muda yang demikian,” tandas politisi fraksi PDI Perjuangan ini.

Hal senada juga ditekankan oleh Wakil Ketua Komisi X Abdul Fikri Faqih, dimana generasi muda merupakan kunci pembangunan bangsa, khususnya di era industri 4.0 seperti saat ini.

Ditambah, Indonesia menghadapi tahapan bonus demografi yaitu meningkatnya jumlah usia produktif, tahapan ini akan berlangsung hingga tahun 2035. Karenanya, menurut Fikri, momentum bonus demografi ini harus dipersiapkan dengan baik melalui pemberdayaan dan pelibatan pemuda di berbagai sektor. (*)

Komentar