Pemdes Kedungdawa Belum Bisa Bantu Perbaikan Rumah Nenek Aminah, Pemkab Cirebon Bagaimana?

TERASKATA.COM, CIREBON – Kuwu Desa (Kepala Desa) Kedungdawa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, H Sanita Wijaya mengaku sudah tak dapat membantu menganggarkan bantuan rumah tidak layak huni (Rutilahu) untuk Nenek Aminah. Sebab, anggaran dana desa (DD) di tahun 2022 ini lebih diprioritaskan untuk penanganan pandemi Covid-19.

“Jadi tahun ini dana desa (DD) belum bisa untuk melaksanakan membantu Rutilahu yang ada di Desa Kedungdawa,” kata H Sanita Wijaya ketika dikonfirmasi sejumlah awak media diruang kerjannya, Jumat 4 Maret 2022.

Menurutnya, penggunaan dana desa (DD) tahun ini sudah diatur dalam Perpres Nomor 104 Tahun 2022. Ia pun menyebut, sebanyak 68 persen anggaran dana desa (DD) dialokasikan untuk penanganan pandemi Covid-19.

“Karena sisanya 32 persen belum dikurangi untuk tunjangan honor lembaga desa dan yang lainnya,” ucap dia.

Selain itu, kata dia, harapanya sangatlah tipis jika rumah milik Nenek Aminah diajukan kedalam permohonan bantuan Rutilahu ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Cirebon. Karena, Baznas setempat hanya mengakomodir bantuan tersebut hanya 1unit rumah per-Kecamatan saja.

“Kalau Baznas hanya satu rumah atau satu kecamatan, dan harapannya sangat tipislah,” kata Kuwu Desa Kedungdawa ini dengan nada pesimis.

Kendati demikian, H Sanita Wijaya menyampaikan, beberapa bulan lalu pihak dari Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Cirebon sudah mendata rumah-rumah warga yang tak layak huni di desanya. Selain itu, di bulan Februari lalu pihaknya telah melakukan pendataan rumah warganya yang sudah tak layak huni. Namun, dirinya pun mengakui, sejauh ini pihaknya belum mendata rumah milik Nenek Aminah karena proses pendataan masih berlangsung.

“Tapi maaf pengajuan tahun ini realisasinya tahun depan (2023),” jelasnya.

Sementara itu, seorang anak kandung Nenek Aminah, Budi mengungkapkan perasaannya sebagai seorang warga Desa Kedungdawa. Ia pun merasa sedih usai mendengar hal tersebut.

“Jadi, Pak Kuwu gak bisa dibantu ya,” jawab Budi sambil menundukan kepalanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Budi pernah menuturkan, bahwa sudah sekian lama rumah milik Ibunda tercintanya tak pernah tersentuh program bantuan Rutilahu dari pemerintah setempat.

“Walaupun banyak anggaran dana desa (DD) rumah milik Ibu saya belum juga dapat bantuan Rutilahu,” ujar Budi didampingi Nenek Aminah dikediamanya.

Bahkan, Budi pun pernah menceritakan kesedihannya tentang kondisi rumah milik Ibu tercintanya saat ini sangat memperhatinkan serta sangat mengkhawatirkan.

“Kalau hujan bocor semua, lihat saja mas. Sebenarnya saya dan ibuku sangat cemas mas, kayu diatas rumah ini sudah kropos (Rapuh). Baik jendela maupun atap rumah, kayunya sudah kropos semua,” ujar Budi sambil menunjukan jarinya ke arah kayu yang telah rapuh dimakan usia.

Meski begitu, dirinya telah memiliki tekad untuk memperbaiki rumah milik Ibunya tersebut. Namun, dari penghasilan yang ia dapat hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya beserta Nenek Aminah.

“Mau gimana lagi mas, kemampuanku hanya segitu. Sebenarnya aku kasihan sama Ibuku yang sudah lanjut usia (Lansia),” ucap Budi sambil meneteskan air matanya dihadapan sang Ibundanya.

Walaupun begitu, Budi pun menaruh harapan besar kepada uluran tangan Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon agar dapat mewujudkan rumah layak huni untuk Ibundanya yang sekian lama belum tersentuh program bantuan Rutilahu.

“Kalau bisa tolonglah Pemerintah Kabupaten Cirebon tengok kondisi rumah kami. Jangan sampai anggaran tidak tepat sasaran, dan tengok yang dibawah,” tuturnya. (Hd/Ams)

Komentar

Baca Juga