5 Pengeroyok Warga Bugis di Tanjungpinang Ditangkap, Pembina KKSS: Tidak Ada Kata Damai

Selain, dikeroyok di Galaxy. Melan juga dianiaya di dalam mobil sepanjang perjalanan dari tempat kejadian pertama ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Batu 7, Jalan DI Panjaitan.

“Mereka membawa saya ke Batu 7. Sepanjang jalan, kepala, muka dan badan saya dipukul. Darah dari kepala, hidung dan mulut menetes kena HP dan juga di dalam mobil,” ucap Melan.

Sedangkan korban Rusly menceritakan dirinya juga jadi korban penganiayaan orang-orang dari Brs. Sehingga, tulang rusuk bagian lengan patah akibat dari hantaman kursi besi.

“Pertama saya liat ada orang yang cabut pisau dan diarahkan ke Melan. Saya langsung melerai, saya bilang jangan-jangan bang. Tiba-tiba ada satu orang dari belakang hantam kepalaku dengan kursi. Saya langsung jatuh pingsan di lantai,” ucap Rusly.

Saat pingsan, pria berdarah Bugis itu, diangkat oleh para pelayan Galaxy ke atas kursi sofa. Tak lama dirinya sadar.

“Anak Brs si Ar mau mukul saya, dan ada satu orang angkat kursi besi mau hantam ke saya lagi, tapi anak-anak Galaxy langsung menghalangi mereka,” tuturnya.

Lalu pagi harinya, Rusli melaporkan kejadian tersebut ke Mapolres Kota Tanjungpinang.

Sementara itu, untuk meredam gejolak warga Bugis khususnya di Kepri yang sempat bereaksi atas kejadian tersebut. Andi Mashadiyat, pembina kerukunan keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) menghimbau warganya tidak terpancing untuk membalas pelaku pengeroyokan.

Hal ini disampaikan Andi didampingi oleh Daeng Sataruddin, pengacara KKS.

Andi menegaskan persoalan ini sudah sepenuhnya diserahkan kepada pihak yang berwajib.

“Saya menegaskan dan meminta kepada warga KKS untuk tidak terpancing dengan masalah ini. Karena sudah ditangani pihak berwajib. Kita serahkan sepenuhnya penangan kasus ini kepada polisi”, katanya.

Ia juga mengatakan atas masalah ini tidak ada kata damai atau harus diproses hukum hingga tuntas. “Harus diusut tuntas,” tegasnya. (lan/int)

Komentar