Kisah Pilu Pedagang Kaki Lima Taman Batu, Digusur Lalu Disuruh Sewa Ruko

TERASKATA.COM, Tanjungpinang – Rizal, Budi, Pendi, Mira, Syafruddin dan beberapa lainnya tampak duduk dengan wajah lusuh di gerbang pintu masuk ke Dinas Perhubungan (Dishub) kota Tanjungpinang. Atau tepatnya Taman Batu, Batu 10, Tanjungpinang Timur, Kamis (30/9-2021).

Kelompok orang itu merupakan pedagang kaki lima yang tak lagi dapat berjualan di Taman Batu. Lapak-lapak mereka kini disimpan, pedapatan harian pun hilang sekejap mata.

Asa mereka dalam mencukupi penghidupan sehari-hari keluarga terhenti. Itu setelah digusur kebijakan pemerintah yang tak dibarengi solusi.

“Kami diminta untuk tidak berjualan di sini lagi. Alasannya ini fasilitas umum. Bertahun-tahun kami berjualan di sini tidak pernah dinganggu kenapa sekarang diusir?” keluh Pendi yang mewakili rekan-rekannya.

Mereka tergabung dalam ikatan pedagang Taman Batu, mereka sudah berjualan bertahun-tahun di tempat tersebut.

“Maaf katanya dari yang tadi makan nasi tidak pakai lauk pelan-pelan pakai lauk. Dan sekarang lauk kami itu mau diambil lagi?” tukasnya lirih.

Namun para pedagang ini tidak menyerah begitu saja. Mereka akan mengadakan pertemuan dengan pihak terkait besok untuk memastikan masa depan kehidupan mereka.

“Besok kita pertemuan mbak, datang ya. Bantu lah kami, siapa lagi yang bisa bantu kami kalau bukan dari media?”, harap Mira.

Kapolsek Tanjungpinang Timur, Syafrudin yang dikonfirmasi himbauan kepada para pedagang tersebut sesuai dengan surat edaran Wali Kota Tanjungpinang tentang PPKM darurat. Berkumpulnya para pedagang dan pembeli bisa menyebabkan kerawanan.

Sedangkan Teguh, Kabid Perhubungan Kota Tanjungpinang mengaku hal tersebut mengacu kepada peraturan daerah (perda) No.5 tahun 2015 tentang kepentingan umum.

“Yang direvisi dilarang berjualan di tempat yang bukan peruntukannya,” katanya.

Kepala satpol -PP yang dikonfirmasi via WA, Ahmad Yani hingga berita ini ditulis tidak memberikan jawaban atas konfirmasi dari TERASKATA.COM.

Mira, salah seorang pedagang menyebutkan jika mereka disuruh berjualan di ruko. “Kami duit dari mana menyewa ruko?” keluhnya.

Mira juga menuturkan mereka tidak diizinkan lagi berjualan dilokasi tersebut, situasi sulit akan mengancam roda perekonomian rumah tangganya. (Lan)

Komentar